Surabaya, 27 September 2024, VNNMedia – Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi yang ditandai dengan muncul banyaknya gadget, membuat berbagai kalangan masyarakat tak terkecuali anak-anak menggunakannya, dikarenakan anak-anak sekarang lebih sering menggunakan gadget itulah, mayoritas dari kalangan mereka jadi melupakan permainan tradisional yang dari dulu sudah ada, sehingga berdirilah sebuah yayasan bernama ‘Kampung Lali Gadget’ di Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo sebagai wadah untuk mengenalkan anak-anak kembali ke permainan tradisional.
Salah satu anggota Tim Kampung Lali Gadget, bernama Gista, saat dikonfirmasi pada Kamis (26/9/2024) menyampaikan, Kampung Lali Gadget sendiri, adalah wadah untuk anak-anak bermain permainan tradisional. Di mana anak-anak dibebaskan untuk bereksplor, dan Tim Kampung Lali Gadget memberi pengenalan kepada mereka beberapa permainan tradisional, serta permainan lainnya dari bahan alam, dan dari daur ulang.
“Dalam Kampung Lali Gadget, kita terbagi dalam beberapa tema. Ada tema air, tema pasir, kita bikin kolase, kita membuat menara dari pasir. Terus ada tema daun, daun singkong, seperti kita membuat wayang dari daun singkong, membuat kitiran, membuat kalung. Terus ada lagi tema batu, itu seperti main damparan, main wenga. Ada tema juga bermain tanah lapang, itu bermain gobak sodor, main eklek, petak umpet, dan sebagainya sesuai dengan tema permainan tradisionalnya,” jelas Gista.
Lebih lanjut, Gista menyebutkan, selain beberapa permainan yang terbagi dalam tema tersebut, juga ada berbagai wahana maupun papan permainan tradisional di Kampung Lali Gadget, seperti dakon, gasing, ada bakiak panjang, dan egrang.
“Jadi, ada permainan kecil-kecil juga, ada suwitan, ada etek-etek, kitiran juga. Untuk kitiran itu memang ciri khas dari kami, Kampung Lali Gadget, kitiran yang warna-warni,” sebutnya.
Target sasaran dari Kampung Lali Gadget ini, Gista mengungkapkan, yakni anak-anak sekolah sama orang tua yang sadar akan bahayanya gadget pada anak-anak.
“Kita itu buka treatment pada anak-anak yang sudah kecanduan gadget, dan untuk sekolah-sekolah yang mengadakan kegiatan outdoor learning dengan nuansa perdesaan,” ungkap Gista.
Gista menuturkan, pergerakan program Kampung Lali Gadget, biasanya dengan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah, ataupun sebaliknya anak-anak sekolah yang berkunjung ke Kampung Lali Gadget.
“Di Kampung Lali Gadget itu ada balai pendopo, ada tanah, ada kebun luas, itu juga untuk permainan, ada sawah untuk bermain lumpur, ada kolam juga untuk tangkap lele, sudah ada tempatnya. Seperti Kampung atau Desa Wisata,” tuturnya.
Selain fokus Kampung Lali Gadget ini menyasar anak-anak yang kecanduan terhadap gadget, Gista mengatakan, bahwa kegiatan di Kampung Lali Gadget juga menyasar para orang tua yang merupakan pendidikan awal bagi anak-anak.
“Kami juga mengadakan kegiatan parenting, di acara-acara tertentu. Jadi ibu-ibu bisa daftar di kita gratis juga, kan para ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anak. Yang paling pentingnya supaya tidak terlalu terpaku oleh gadget, kami juga sekaligus mengedukasi para ibu-ibu,” ujar Gista.
Gista berharap, ke depan semakin banyak orang yang mengenal Kampung Lali Gadget, dan banyak masyarakat yang datang ke Kampung Lali Gadget.
“Tentunya harapan kita Kampung Lali Gadget ini banyak masyarakat yang semakin mengenal, bahwa Kampung Lali Gadget menjadi wadah bagi perempuan-perempuan, untuk kita bisa mengembangkan permainan tradisional. Jadi perempuan yang merupakan calon ibu, bisa mengenalkan kepada anak-anaknya maupun kepada masyarakat luas tentang permainan tradisional yang perlu dilestarikan agar tidak kecanduan dengan gadget atau teknologi,” pungkasnya.
Telusuri berita lain di Google News VNNMedia