
SURABAYA, 29 DESEMBER 2025 – VNNMedia – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menggelar doa bersama lintas agama di Balai Kota Surabaya pada malam pergantian Tahun Baru 2026.
Perayaan tahun baru di Kota Pahlawan tahun ini dikemas sederhana dan sarat makna sebagai bentuk empati terhadap korban bencana alam di Sumatera dan sejumlah wilayah lain di Indonesia.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, doa lintas agama menjadi simbol persatuan dan kebersamaan warga Surabaya yang berasal dari beragam latar belakang keyakinan, mulai dari Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, hingga Khonghucu.
“Sejak awal saya sampaikan, malam tahun baru di Surabaya kita awali dengan doa lintas agama. Kita berdoa sesuai keyakinan masing-masing, setelah itu boleh ada kegiatan lain, tapi tidak berlebihan,” ujar Eri, Minggu (28/12/2025).
Menurutnya, doa bersama tersebut bukan sekadar agenda seremonial, melainkan momentum introspeksi diri bagi seluruh warga dalam menyambut tahun yang baru.
“Setiap pergantian tahun usia kita bertambah. Sudah sejauh mana kita bermanfaat bagi orang lain? Itu yang perlu kita renungkan bersama,” ucapnya.
Sebagai bentuk empati, Pemkot Surabaya melarang penggunaan kembang api saat malam tahun baru. Kebijakan ini diambil sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat di daerah lain yang masih berjuang memulihkan diri pascabencana.
“Kita ingin menunjukkan empati. Saudara-saudara kita masih mengalami kesulitan. Karena itu, perayaan tidak boleh berlebihan,” tegas Eri.
Selain kembang api, Pemkot Surabaya juga melarang penggunaan knalpot brong demi menjaga ketertiban, keamanan, dan kenyamanan masyarakat selama pergantian tahun.
Terkait penegakan aturan, Eri menilai sanksi sosial lebih efektif dibandingkan sanksi hukum. Menurutnya, kesadaran kolektif masyarakat menjadi kontrol yang kuat terhadap pelanggaran.
“Kalau sampai ada yang melanggar lalu viral, sanksi sosial itu jauh lebih berat. Masyarakat akan menilai sendiri,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Eri juga mengapresiasi tingginya solidaritas warga Surabaya terhadap korban bencana.
Dalam dua pekan terakhir, donasi kemanusiaan yang terkumpul mencapai Rp8,9 miliar dalam bentuk uang tunai dan Rp1,2 miliar dalam bentuk barang, dengan total bantuan mendekati Rp10 miliar.
“Ini bukti kepedulian warga Surabaya luar biasa. Mari kita awali tahun baru dengan doa agar Surabaya dijauhkan dari bencana dan kita semua diberi keselamatan,” tuturnya.
Eri menegaskan, empati, rasa syukur, dan kepedulian terhadap sesama merupakan fondasi penting dalam membangun kota yang beradab dan humanis.
“Mari kita sambut 2026 dengan hati nurani, empati, dan doa untuk saudara-saudara kita yang terdampak bencana,” pungkasnya.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News