
Surabaya, 28 Juni 2025, VNNMedia – Sebagai kampung yang menjadi model percontohan pelestarian dan pengolaan limbah di kota besar, Kampung Berseri Astra (KBA) Kampoeng Oase Ondomohen Surabaya kembali dikunjungi oleh sekelompok mahasiswa untuk mempelajari pemberdayaan masyarakat. Kunjungan akademis kali ini berasal dari Saint Louis College (SLC) Thailand dan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) yang mempelajari berbagai hal terkait pelestarian lingkungan salah satunya pelatihan menjahit eco bag dari bahan kain sisa atau perca.
Kunjungan ini merupakan kerja sama antara Fakultas Psikologi UKWMS dan SLC Thailand yang setiap tahun terdapat dosen maupun mahasiswa dari SLC Thailand berkunjung ke UKWMS begitu pula sebaliknya. Di tahun 2025 ini, ada satu orang dosen dan tiga orang mahasiswa dari SLC Thailand yang datang. Dan mereka juga akan diajak berkunjung ke perusahaan, rumah sakit jiwa, sekolah, dan juga komunitas untuk dapat mengetahui gambaran dari perusahaan, pengelolaan rumah sakit, kurikulum sekolah, dan pemberdayaan komunitas di Indonesia.
Sejalan dengan hal tersebut, khusus kunjungan ke KBA Kampoeng Oase Ondomohen Surabaya sendiri adalah agar para tamu dari Thailand dapat mengetahui bagaimana pemberdayaan masyarakat untuk membuat kampung yang menjaga lingkungan dan nyaman, menciptakan kampung yang ramah lingkungan, perilaku pro lingkungan, dan mengetahui budaya Surabaya.
Dalam kunjungan, para kelompok akademis yang terdiri dari dosen maupun mahasiswa tersebut diajak keliling kampung untuk mengetahui program apa saja yang sampai saat ini berjalan untuk pelestarian lingkungan.
Pelatihan Menjahit Limbah Kain
Salah satu sesi kunjungan tersebut, terdapat pelatihan menjahit yang dipandu oleh pelaku UMKM maupun pemilik brand ByVira Novita Rahayu Purwaningsih. Dengan pelatihan ini, Ia menunjukkan bahwa kain bekas yang berpotensi menjadi limbah, bisa dimanfaatkan kembali untuk digunakan.
“Hari ini saya ajarkan mereka membuat eco bag dari kain perca. Bahannya bisa dari baju lama, celana jeans yang sudah tak terpakai. Jadi bukan hanya bermanfaat, tapi juga mengurangi sampah,” kata Novita, dikonfirmasi Jumat (27/6/2025).
Selain mengubah barang berpotensi limbah, Novita menekankan, pelatihan ini sekaligus memberikan kesadaran kepada para mahasiswa bahwa barang-barang sisa juga bisa didaur ulang kembali menjadi lebih berguna dan dipakai sehari-hari.
“Anak-anak senang sekali. Waktu saya ajari satu, mereka langsung ingin coba. Hasilnya memang belum rapi, tapi mereka bangga. Apalagi tahu itu bisa mereka pakai sendiri,” ujar Novita.
Ia berharap, melalui ilmu pelatihan menjahit Eco Bag yang Ia berikan, semoga dapat bermanfaat untuk diimplementasikan di daerahnya masing-masing. Terlebih kunjungan kali ini berasal dari negara gajah putih Thailand, sehingga dapat diterapkan di sana pula.
Sementara itu, diketahui kunjungan mahasiswa dari SLC Thailand terdiri dari Chananya Sathansap biasa dipanngil Palmy, Natnicha Nitikornsettawut atau dipanggil Cicha), dan Sa San Htoo Lin atau akrab dengan Steven. Saat ditemui, mengaku belum pernah menjahit sebelumnya, namun dalam sesi pelatihan di KBA Kampoeng Oase Ondomohen Surabaya ini mereka suka mengikuti pelatihannya.
“Seru sekali. Saya baru tahu kita bisa bikin tas dari bahan yang sederhana,” ujar Palmy.
Sedangkan, Cicha menambahkan, pengalaman ini memberinya pandangan baru soal bagaimana komunitas bisa mengajarkan hal kecil yang bermanfaat. “Kain sisa bisa jadi tas, bisa dipakai setiap hari. Saya suka idenya, karena sederhana tapi punya makna,” tambah Cicha.
Di sisi lain, dosen mereka yang hadir pula turut mendampingi Thirawarin Bunyapipat mengatakan, kegiatan ini memperlihatkan bahwa belajar tidak harus di kelas. “Di sini kami belajar dengan cara yang menyenangkan, membuat sesuatu, menghargai barang bekas, dan merasakan kepuasan karena bisa membuatnya sendiri,” ujar Thirawarin.
Bagi sekelompok akademisi yang berasal dari negeri gajah putih ini, pengalaman kunjungan ke Kota Surabaya khususnya KBA Kampoeng Oase Ondomohen adalah pengalaman berharga yang bisa dibawa kembali ke Thailand untuk dijadikan contoh dan diterapkan di sana, apalagi mereka mengungkap bahwa di Thailand kondisi lingkungan kotanya masih belum ada kampung seperti di Kota Surabaya ini. Sehingga mereka berkata tak akan melupakan hal ini dan akan mencoba menerapkan ilmu kunjungan ini di sana.
Telusuri berita lain di Google News VNNMedia