
Gaza, 15 Juni 2025-VNNMedia- Ketika dunia menyoroti eskalasi konflik antara Israel dan Iran, warga Palestina di Jalur Gaza menyuarakan kekhawatiran mendalam bahwa krisis kemanusiaan yang mendesak di wilayah mereka semakin terabaikan
Melansir The Straits Times, di tengah serangan udara Israel terhadap situs nuklir Iran dan rentetan rudal balistik Iran ke kota-kota Israel dalam dua hari terakhir, kehidupan di Gaza justru semakin sulit, perjuangan mencari makanan, akses internet yang terputus, dan ancaman serangan yang tak henti
“Semua orang kini berbicara tentang Iran,” ujar Khalil al-Halabi, seorang pensiunan pejabat PBB berusia 71 tahun yang tinggal di rumah yang rusak di Kota Gaza. “Gaza telah menjadi masalah sekunder.”
Situasi ini diperparah dengan ditutupnya lokasi distribusi bantuan di Gaza sejak pagi 13 Juni, tak lama setelah serangan awal Israel terhadap Iran dimulai. Bagi Tn. al-Halabi, menemukan tepung adalah mimpi buruk; sekarung tepung 25 kg kini dijual lebih dari US$350
Kekhawatiran yang lebih besar adalah bahwa konflik Iran-Israel dapat merusak upaya gencatan senjata yang sangat dibutuhkan di Gaza
Upaya berulang kali untuk mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas telah gagal dalam beberapa bulan terakhir, dengan masing-masing pihak bersikeras pada tuntutan mereka. Israel menegaskan perang akan berakhir hanya setelah pembubaran Hamas, sementara Hamas menolak untuk menyerah
Sharif al-Buheisi (56), warga Deir al-Balah, Gaza tengah, memperkirakan perang akan terus berlanjut terlepas dari konflik antara Israel dan Iran. “Israel dan Hamas sepakat tentang kelanjutan perang,” katanya. “Keduanya mendapatkan keuntungan dengan cara mereka sendiri.”
Namun, Al-Buheisi, seorang administrator universitas sebelum perang, mengakui bahwa berkurangnya fokus pada Gaza akan berdampak negatif bagi warga Palestina. Ia khawatir Israel kini akan dapat melakukan tindakan kontroversial “tanpa tanggapan nyata dari masyarakat internasional.”
Secara khusus, ia cemas masyarakat internasional tidak akan memberikan tekanan yang cukup kepada Israel untuk memperbaiki sistem baru penyaluran bantuan kepada Palestina, yang implementasinya kacau dan sering kali menimbulkan korban jiwa
Sejak upaya bantuan baru dimulai Mei lalu, sejumlah besar warga Palestina yang kelaparan dan putus asa tewas atau terluka saat mengambil paket makanan di lokasi distribusi yang dioperasikan kontraktor keamanan Amerika
Saksi mata Palestina menuding tentara Israel menembak mati beberapa korban saat menjaga perimeter lokasi bantuan. Militer Israel menyatakan pasukannya menembak peringatan ke arah orang-orang yang mendekat secara mengancam
Al-Halabi, mantan pejabat PBB, menyimpulkan bahwa beralihnya perhatian dunia ini adalah pengingat akan situasi tak berdaya warga Palestina di Gaza. “Kami hidup dalam kesengsaraan di sini,” katanya. “Tapi apa yang bisa kami lakukan?”
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News