Kisah Marhamah, Jemaah Haji Tertua di Jawa Timur, Tunaikan Ibadah Haji ke Tanah Suci

SURABAYA, 30 MEI 2025 – VNNMedia – Asrama Haji Surabaya, Kamis (25/5/2025) menerima kedatangan jemaah haji tertua di Jawa Timur yaitu Mbah Marhamah.

Mbah Marhamah (104) tergabung dalam rombongan kloter 95 dari Pamekasan didampingi anaknya yang nomor delapan yakni Ayyamah. Mereka berdua ini berasal dari Dusun Nagasari, Desa Palengan Laok Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan.

Ayyamah (40 tahun) menceritakan jika dirinya telah mendaftar haji sejak 2013 sedangkan sang ibunda, Mbah Marhamah mendaftar haji pada tahun 2019.

“Sebenarnya ibu saya sudah lama ingin berhaji, cuma karena secara ekonomi belum mampu, anak-anaknya juga banyak, ada sepuluh, baru bisa mendaftar tahun 2019,” tutur Ayyamah.

Ia menceritakan ibunda dulu adalah petani. “Petani macam-macam, mulai tembakau, kangkung, bayam, hingga kacang,” tuturnya. Namun semenjak 10 tahun terakhir, Mbah Marhamah sudah tidak bekerja lagi.

Ayyamah yang sehari-hari bekerja membuat genting ini menceritakan jika ibunya rutin menabung di celengan bambu setiap harinya untuk dapat mendaftar haji.

“Kalau nominal menabungnya tidak tentu. Biasanya kalau punya uang 100 ribu, yang 30 ribu ditabung di celengan bambu. Seperti itu selama bertahun-tahun. Ketika sudah ada 25 juta, uang yang terkumpul dipergunakan untuk mendaftar haji,” jelasnya.

Ketika penulis pertama kali berjumpa, yang terlihat adalah Mbah Marhamah tidak seperti usia 100 tahun lebih melainkan seolah masih berusia 60 tahunan.

Ayyamah menceritakan rahasia awet muda ibunya adalah rutin melaksanakan shalat tahajud, shalat hajat, shalat dhuha serta sehari-hari terbiasa membaca shalawat nariyah. Mbah Marhamah juga disiplin dalam menjaga pola makan.

“Ibu saya ini tidak mau makan nasi dari magic com. Kalau mau makan nasi harus dimasak secara tradisional di kompor. Beliau tidak mau makan makanan yang mengandung bahan pengawet, jadi hanya makan makanan yang direbus. Alhamdulillah di usia memasuki 104 tahun, ibu masih sehat hanya pendengarannya sudah berkurang kemampuannya jadi beliau ini tidak punya sakit diabetes maupun hipertensi,” terangnya.

Lebih lanjut, Ayyamah menceritakan ayahnya yang berusia 108 tahun juga memiliki pola makan sehat yakni tidak mau makanan berpengawet.

“Cuma ayah saya sudah tidak bisa ngapa-ngapain, hanya baring-baring di tempat tidur saja sekarang,” ujarnya lirih.

Meskipun usinya hampir 104 tahun, Mbah Marhamah tetap optimis dapat menunaikan ibadah haji sebaik-baiknya dan berharap diberikan kemudahan dan kelancaran selama di tanah suci.

Agar dapat melaksanakan ibadah haji sebaik mungkin, Mbah Marhamah yang tidak membawa kursi roda, mendapat fasilitas pinjaman kursi roda dari PPIH Embarkasi Surabaya untuk dapat dibawa ke tanah suci.

Ia dijadwalkan terbang menuju Tanah Suci pada Jumat (30/5) pukul 15.05 WIB dari Bandara Internasional Juanda.

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News