Kesuksesan Program OPOP Jatim Bakal Direplikasi di Thailand dan Malaysia

Surabaya, 16 September 2024, VNNMedia – Program One Pesantren One Product (OPOP) mulai dilirik negara Thailand dan Malaysia. Bahkan program OPOP Jatim ini juga bakal direplikasi di dua negara tersebut.

Hal ini terungkap setelah program OPOP Jawa Timur turut serta dalam kegiatan community service program yang diselenggarakan oleh Rajamanggala University of Technology Krungthep, Thailand, berkolaborasi dengan Association of Public Sector Accounting Educators – APSAE akhir Agustus 2024  dan juga hadir di forum internasional di Malaysia.

Di kesempatan tersebut, managemen OPOP Jawa Timur turut presentasi dan berbagi pengalaman dalam mengembangkan ekonomi berbasis komunitas pesantren di Indonesia.

“Kami bangga dan bahagia, program OPOP mendapat perhatian dari publik Internasional. Sangat beruntung bahwa kampus RMUTK Thailand dan juga Malaysia menyadari pentingnya peran aktif Perguruan Tinggi dalam melakukan pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas muslim di Thailand dan juga Malaysia. Bahkan mereka mengungkapkan akan mereplikasi program OPOP Jatim,” ungkap Sekretaris OPOP Jatim Ghofirin, kepada Jatim Newsroom, Senin (16/9/2024).

Sebagaimana diketahui, Islam di Thailand menjadi agama mayoritas kedua setelah Buddha, sehingga tepat bagi RMUTK Thailand untuk melakukan pendampingan pemberdayaan ekonomi bagi kaum muslim di Thailand. Jumlah penduduk muslim di Thailand mencapai 4 juta penduduk dari total 65 juta penduduk Thailand, atau mencapai 4,6 %.

Begitu juga Malaysia, mayoritas penduduk di sana adalah muslim, dan negara ini juga memiliki cukup banyak pesantren.

“Oleh karena itu, jika potensi ini digarap dengan serius, bukan mustahil justru akan mendatangkan peluang-peluang baru dalam mengembangkan ekonomi di Thailand dan juga Malaysia,” jelas Ghofirin, yang juga aktif sebagai Dosen Unusa Surabaya.

Sejauh ini OPOP sukses dijalankan dengan melibatkkan peran aktif Pesantren, Santri dan Alumni melalui pilar Pesantrenpreneur, Santripreneur, dan Sosiopreneur. Masing-masing memiliki peran dalam pengembangan ekonomi berbasis pesantren yang dampaknya tidak hanya dirasakan oleh pesantren saja, melainkan juga berdampak bagi masyarakat sekitar pondok pesantren.

Sejak tahun 2019, program OPOP Jatim telah berhasil menghasilkan sebanyak 1.210 pesantrenpreneur. Tidak hanya itu kegiatan pengenalan entrepreneurship, laboratorium kewirausahaan, dan vokasional skill, telah menyasar lebih dari 500 ribu santri binaan, dan telah membentuk sebanyak 1.783 sociopreneur di Jawa Timur. Dan kini produk pesantren OPOP Jatim telah dipasarkan ke negara-negara anggota OKI.

Telusuri berita lain di Google News VNNMedia