
SURABAYA, 17 JUNI 2025 – VNNMedia — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur melalui Kadin Institute terus mendorong sinkronisasi antara pendidikan vokasi dan kebutuhan industri. Lewat kegiatan Sharing Session Industry-Based Curriculum (IBC) yang digelar Senin (16/6/2025) di Graha Kadin Jatim, Kadin menggandeng Pemprov Jatim dan Swisscontact untuk merumuskan kurikulum berbasis industri yang relevan dan aplikatif.
Kegiatan ini diikuti 30 peserta dari berbagai lembaga, mulai dari Dinas Pendidikan, Disnaker, Disperindag, Bappeda, hingga SMK, politeknik, dan industri. Mereka akan mengikuti pelatihan selama lima hari guna menyusun draft kurikulum vokasi yang lebih sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Senior Program Officer Swisscontact, Benaya Victorius, menekankan pentingnya peran fasilitator vokasi sebagai jembatan strategis antara sekolah dan industri. Swisscontact tengah menyusun peta jalan fasilitator vokasi untuk Jatim sebagai panduan membangun ekosistem pembelajaran yang kolaboratif dan berkelanjutan.
Direktur Kadin Institute, Nurul Indah Susanti, menyatakan bahwa program ini selaras dengan Perpres 68/2022 tentang Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi. Ia berharap kurikulum hasil pelatihan ini bisa segera diimplementasikan di seluruh TKDV (Tim Koordinasi Daerah Vokasi) di Jatim. Saat ini, 28 dari 38 kabupaten/kota di Jatim telah membentuk TKDV aktif.
Jatim juga tercatat sebagai provinsi pertama yang memiliki Renstra TKDV dalam bentuk Peraturan Gubernur. Dokumen ini akan dijabarkan ke dalam program kerja konkret demi mempercepat adopsi kurikulum berbasis industri.
Asisten I Sekda Provinsi Jatim, Benny Sampirwanto, menyebut kurikulum IBC sebagai solusi strategis atas ketidaksesuaian antara lulusan vokasi dan kebutuhan industri. Ia bahkan mengusulkan model integrasi pendidikan SMK dan politeknik dalam lintasan empat tahun, dengan dua tahun terakhir difokuskan pada pemagangan industri.
“Lulusan SMK masih menempati posisi tertinggi dalam angka pengangguran terbuka, yakni 9% menurut BPS per Agustus 2024. Kurikulum yang lebih relevan dan pemagangan terstruktur jadi kunci agar lulusan langsung terserap pasar kerja,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi peran Kadin dan Swisscontact dalam memperkuat konektivitas antara dunia pendidikan dan industri. Benny berharap Jawa Timur bisa meniru kesuksesan sistem vokasi di Jerman, yang terbukti menopang kekuatan ekonomi lewat pendidikan yang terarah.
Sharing Session IBC ini menjadi langkah awal dalam menyatukan persepsi antar pemangku kepentingan, mengidentifikasi kendala, serta menyusun strategi implementasi kurikulum vokasi yang lebih terukur. Jawa Timur kini kian mantap menempatkan diri sebagai pionir pendidikan vokasi nasional yang berbasis industri.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News