
Jakarta, 20 Juni 2024-VNNMedia- Jepang hadapi dilema ditengah lonjakan kunjungan turis asing dinegaranya.
Di satu sisi, turis asing menambah pundi-pundi devisa negara namun di sisi lain mendapat protes dari penduduknya karena merasa terganggu oleh banyaknya turis asing yang datang ke negara mereka
Dilansir dari Bloomberg, Organisasi Pariwisata Nasional Jepang, kemarin (19/5) mencatat kunjungan turis asing ke Jepang pada Mei adalah 3,04 juta orang
Angka ini naik 9,6 persen dibanding Mei 2019 (sebelum pandemi covid-19), dan menandai kenaikan di atas 3 juta selama tiga bulan berturut-turut
Melemahnya mata uang Yen dianggap sebagai salah satu penyebab derasnya kunjungan turis asing ke Jepang
Walaupun banyak sektor industri yang diuntungkan, namun kedatangan turis dianggap merugikan oleh warga lokal
Mereka sebagai penduduk asli Jepang merasa terdesak dan kesulitan naik transportasi umum untuk berangkat kerja
Pada Minggu (16/6) walikota Himeji di Jepang bagian barat mengatakan akan mengenakan tiket masuk 6 x lipat lebih mahal untuk turis asing saat berkunjung ke kastil Himeji yang berusia 400 tahun.
Kastil Himeji merupakan spot destinasi paling hits di kota Himeji, dimana turis asing harus merogoh kocek sampai 30 dollar dibanding turis lokal yang hanya perlu membayar 5 dollar saja, untuk bisa masuk ke kastil tersebut
Sebagai informasi, Kastil Himeji yang selesai dibangun tahun 1609 merupakan salah satu dari sedikit kastil asli yang ‘selamat’ dari perang,gempa bumi dan kebakaran.
Dimana kunjungan turis asing ke Kastil tersebut mencapai rekor 400 ribu orang tahun lalu atau sekitar 30 persen dari total pengunjung
Hirofumi Yoshimura, gubernur Osaka, menyatakan dukungannya terhadap ide walikota Himeji. Dan akan menerapkan hal yang sama di kastil Osaka –seperti yang diberitakan oleh FNN tv
Wacana pengenaan tarif lebih mahal untuk turis asing yang dipicu oleh melemahnya Yen dan inflasi yang rendah membuat Jepang menjadi salah satu tujuan wisata favorit dunia
Sebenarnya, penerapan tarif lebih mahal untuk wisatawan asing bukanlah hal yang aneh, beberapa negara Asia lainnya yang pendapatan perkapitanya rendah menerapkan kebijakan serupa
India misalnya, turis asing harus merogoh koceknya 20 x lebih mahal daripada warga lokal jika hendak melihat Taj Mahal
Kebijakan tarif juga diterapkan beberapa negara Eropa, kota venesia (Itali) mengenakan biaya baru untuk wisatawan harian pada bulan April.
Sementara Yunani membatasi jumlah kapal pesiar yang hendak berkunjung ke pulau-pulau populer miliknya
Alih-alih menerapkan tarif mahal untuk turis asing, beberapa kota di Jepang lebih memilih pembatasan bahkan pelarangan masuk
Seperti di kota Kyoto, wisatawan dilarang memasuki beberapa area distrik Gion yang bernilai sejarah tinggi.
Bulan lalu otoritas Fujikawaguchiko yang terletak di kaki gunung Fuji memasang penghalang untuk mencegah wisatawan mengambil foto minimarket berlatar belakang gunung tersebut, lokasi ini sempat viral di jagat maya
Prefektur Yamanashi, satu diantara dua perfektur di gunung Fuji, juga membatasi jumlah pendaki di musim panas untuk menghindari kepadatan pengunjung, sampah dan limbah. Hanya 4000 pendaki per hari yang diijinkan menggunakan jalur favorit dengan biaya 2 ribu Yen
Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News