Surabaya, 28 Juni 2024, VNNMedia – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri (PKKPBI) Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Mayarakat sedang mempersiapkan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Perumusan Kompetensi Pengelola Bisnis Koperasi Pondok Pesantren One Pesantren One Product (OPOP) Jawa Timur.
Kegiatan ini merupakan salah satu tindak lanjut untuk kegiatan pengabdian masyarakat ITS yang berjudul ‘Kontekstualisasi Pembelajaran Mahasiswa, Penggerak Ekonomi (Asosiasi UKM dan Pelaku UKM) serta Pengelola Pendidikan di Jawa Timur (Forum Larasdikdudi SMA SMK LKP Perguruan Tinggi).
Melalui keterangannya kepada Jatim Newsroom, pada Jumat (28/6), Ketua Tim Dosen Pengabdian kepada Masyarakat ITS, Yudha Prasetyawan mengatakan, Tim Dosen ITS akan memberikan pelatihan yang terbagi dalam tiga rumpun.
“Pertama, Teknologi dalam berbagai aspek, yang meliputi korosi, struktur Tanah atau Geofisika dan Fisika. Kedua, Manajemen Industri, yang meliputi aspek Pemasaran, Keuangan, Perancangan Produk, Manajemen Kualitas QC, QA, QM. Dan ketiga, Pengembangan dan Keberlanjutan Bisnis yang mrliputi Manajemen Proyek Manajemen Resiko Sociopreneurship dan Social Commerce,” jelas Yudha.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) OPOP Jatim, Mohammad Ghofirin menjelaskan, sebagai penggerak ekonomi berbasis pesantren, pihaknya merasa FGD semacam ini sangat perlu dilakukan, mengingat masalah SDM pengelola usaha di pondok pesantren menjadi masalah yang cukup serius.
“Kita pahami bahwa pesantren selama ini menjadi penghasil da’i dan profesi keagamaan lainnya. Namun untuk kompetensi di bidang bisnis masih sangat kurang. Oleh karena itu, perumusan kompetensi pengelola bisnis di pondok pesantren semacam ini sangat penting dan strategis,” jelas Sekjen OPOP Jatim yang kerap disapa Gus Ghofirin itu.
Progres sejauh ini, Gus Ghofirin menerangkan, hasilnya positif. Diungkapkannya, dari 10 pesantren yang hadir, yakni Pondok Pesantren (PP) Nurul Islam Jember, PP Al Yasini Pasuruan, PP Pomosda Nganjuk, PP Al Amin Prenduan Sumenep, PP Fatchul Ulum Jombang, PP Ar Rifaie 2 Malang, PP Nurul Amanah Bangkalan, PP Nurul Jadid Probolinggo, PP Qomarudin Gresik, dan PP Langitan Tuban, semuanya bersepakat bahwa peningkatan kualitas SDM pengelola bisnis di pondok pesantren mutlak untuk segera dilakukan.
“Dengan berhasil dirumuskannya kompetensi ini, maka peluang meningkatnya kualitas SDM di pesantren akan sangat tinggi, dan pada akhirnya akan meningkatkan omzet dan keuangan bisnis yang dijalankan di pondok pesantren,” ungkap Gus Ghofirin.
Tindak lanjut setelah FGD ini dilakukan, Gus Ghofirin menuturkan, pihak ITS akan melakukan pelatihan dan pendampingan secara berkala kepada pengelola bisnis. “Setelah mendapat pelatihan, pihak ITS akan mengupayakan adanya sertifikasi kompetensi berbasis SKKNI,” tutur Gus Ghofirin.
“InsyaAllah kami menargetkan setidaknya ada ratusan peserta perwakilan dari pesantren yang bisa mengikuti pelatihan dan pendampingan tersebut. Kemudian Kami minta agar terjadi “perkawinan” silang antara pondok pesantren dengan program studi yang ada di ITS. Saya sakin banyak teknologi dan kompetensi yang dimiliki ITS yang akan sangat bermanfaat untuk pondok pesantren,” sambung Gus Ghofirin.
Gus Ghofirin berharap dengan diselenggarakannya FGD ini, ITS berkenan menjadikan koperasi pondok pesantren sebagai Mitra strategis sekaligus menjadi Mitra binaan.
“Kenapa demikian, karena jika pelatihan dan pendampingan hanya dilakukan satu kali atau satu tahun saja, hasilnya belum akan terlihat. Oleh karena itu perlu disusun road map peningkatan kompetensi SDM di pondok pesantren minimal 5 tahun kedepan,” pungkasnya.
Telusuri berita lain di Google News VNNMedia