
SURABAYA, 20 FEBRUARI 2025 – VNNMedia – Masa depan Indonesia sangat bergantung pada infrastruktur yang tidak hanya membangun konektivitas. Tetapi juga memastikan keadilan dan pemerataan pembangunan.
Hal ini disampaikan oleh Tenaga Ahli di Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, H.M. Ali Affandi LNM, dalam sebuah acara di Surabaya, Rabu (19/2/2025).
“Infrastruktur bukan sekadar jalan, jembatan, atau pelabuhan, tetapi juga tentang bagaimana kita menciptakan pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan bagi seluruh rakyat,” ujar Ali Affandi.
Menurutnya, visi ini selaras dengan kebijakan Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang menekankan bahwa pembangunan harus tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata.
Ali Affandi menyoroti masih adanya kesenjangan infrastruktur antara kota besar dan daerah terpencil. Jika ketimpangan ini dibiarkan, Indonesia akan menghadapi hambatan besar dalam mencapai status negara maju.
“Konsep infrastructure for all harus menjadi prinsip utama dalam setiap kebijakan pembangunan. Infrastruktur tidak boleh hanya dinikmati oleh wilayah yang sudah berkembang, tetapi harus menjangkau seluruh pelosok negeri,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa pembangunan wilayah tidak hanya tentang membangun secara fisik, tetapi juga memastikan setiap daerah memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
“Konektivitas antarwilayah harus diperkuat, fasilitas dasar di daerah tertinggal harus diperbanyak, dan pertumbuhan ekonomi di luar pusat-pusat perkotaan harus didorong,” jelasnya.
Ali Affandi juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia dalam pembangunan, seperti pesatnya urbanisasi, perubahan iklim, serta isu ketahanan pangan dan energi. Oleh karena itu, pembangunan harus dilakukan dengan strategi yang lebih berkelanjutan.
“Kita harus memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun tidak hanya mempercepat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga ramah lingkungan, mengurangi kesenjangan sosial, dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman,” ujarnya.
Salah satu konsep utama yang diterapkan adalah humanizing infrastructure, yaitu pembangunan yang berpusat pada kebutuhan manusia. Artinya, infrastruktur harus meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memberikan akses lebih mudah ke layanan dasar, dan menciptakan lingkungan yang lebih baik.
“Misalnya, dalam transportasi, kita tidak hanya fokus pada pembangunan jalan raya, tetapi juga harus mendorong transportasi publik yang efisien dan ramah lingkungan. Dalam sektor energi, kita harus beralih ke energi terbarukan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan,” jelasnya.
Ali Affandi menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan kolaborasi dari dunia usaha, akademisi, dan masyarakat.
“Saya mengajak semua pihak untuk ikut serta dalam proses ini. Berikan masukan, kritik, dan ide agar kebijakan yang dihasilkan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat. Kita ingin memastikan setiap proyek infrastruktur tidak hanya menjadi proyek besar, tetapi juga berdampak nyata bagi rakyat,” ujarnya.
Ia optimistis, dengan kerja sama yang erat dan visi yang jelas, Indonesia bisa menjadi negara maju dengan infrastruktur yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.
“Mari kita bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik, bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk generasi mendatang,” pungkasnya.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News