
Jakarta, 15 April 2025-VNNMedia- Indonesia berencana mengusulkan peningkatan impor minyak mentah dan gas minyak cair (LPG) dari Amerika Serikat senilai sekitar US$10 miliar sebagai bagian dari negosiasi tarif perdagangan dengan Washington. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan informasi ini kepada media pada Selasa (15/4)
Delegasi Indonesia dijadwalkan bertolak ke Washington pada Selasa malam untuk melakukan perundingan terkait usulan tarif perdagangan yang diajukan oleh AS. Secara keseluruhan, Indonesia berencana membeli barang-barang AS dengan nilai total antara $18 miliar hingga $19 miliar
Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menghilangkan surplus perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat dan menghindari ancaman pengenaan tarif sebesar 32 persen terhadap ekspor Indonesia
Menteri Bahlil menjelaskan bahwa Kementerian ESDM merekomendasikan peningkatan kuota impor LPG dari AS, serta peningkatan impor minyak mentah AS, sebagai langkah strategi untuk mencapai target nilai impor yang diinginkan
Untuk mengakomodir peningkatan impor dari AS, Indonesia kemungkinan perlu mengurangi impor LPG dari negara-negara pemasok lainnya. Putra Adhiguna, Direktur Pelaksana di lembaga pemikir Energy Shift Institute, berpendapat bahwa Indonesia dapat memulai dengan mengurangi 20 hingga 30 persen impor LPG dari sumber non-AS, tergantung pada kontrak yang saat ini berlaku
Data dari Kpler menunjukkan bahwa Indonesia mengimpor sekitar 217 ribu barel LPG per hari pada tahun lalu, di mana sekitar 124 ribu barel per hari di antaranya berasal dari Amerika Serikat. Qatar menyumbangkan sekitar 23 ribu barel per hari, sementara Uni Emirat Arab dan Arab Saudi masing-masing menyumbang sekitar 20 ribu barel per hari
Selain LPG, Indonesia juga mengimpor sekitar 306 ribu barel minyak mentah per hari pada tahun yang sama. Pemasok utama minyak mentah Indonesia adalah Nigeria, Arab Saudi, dan Angola, dengan impor dari AS tercatat sekitar 13 ribu barel per hari
Menanggapi usulan peningkatan impor LPG dari AS, juru bicara PT Pertamina, perusahaan energi negara yang juga merupakan pengecer LPG terbesar di Indonesia, menyatakan bahwa perusahaan sedang melakukan peninjauan terhadap impornya dan akan menunggu instruksi lebih lanjut dari pemerintah
sumber: CNA
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News