Harga Nikel Merangkak Naik, Saham NCKL hingga TINS Bullish

saham

Jakarta, 14 Maret 2024 – VNNMedia –

Saham emiten tambang nikel kompak melonjak pada perdagangan sesi I, Rabu (13/3), seiring berlanjutnya rebound harga nikel di London Metal Exchange (LME).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.38 WIB, saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) melejit hingga batas auto rejection atas (ARA) 24,64 persen ke Rp344 per saham.

Di bawah NIKL, saham PT Timah Tbk (TINS) melesat 7,53 persen, melanjutkan kenaikan tajam 20,66 persen pada Jumat (8/3) pekan lalu.

Saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) dan PT PAM Mineral Tbk (NICL) juga melambung, masing-masing 7,69 persen dan 4,07 persen.

Saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) ikut ke utara, tumbuh 3,86 persen, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menguat 2,76 persen, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 2,24 persen.

Lebih lanjut, saham MBMA terapresiasi 1,87 persen, MDKA 1,27 persen, dan NICE 0,51 persen.

Kontrak berjangka (futures) nikel di LME menguat 0,90 persen secara harian ke harga USD18.347 per ton pada Selasa (12/3).

Futures nikel LME sudah melejit 11 persen sepanjang 2024 dan 15 persen selama sebulan belakangan.

Nikel menyentuh level tertinggi dalam empat bulan, didorong oleh meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga oleh bank-bank sentral utama.

Selain itu, mengutip Trading Economics, para trader terus menilai prospek industri dari konsumen logam terkemuka China setelah data CPI (inflasi harga konsumen) dan perdagangan yang positif.

Harga konsumen di China naik 0,7% YoY di Februari, kenaikan pertama sejak September 2023. Selain itu, penjualan kendaraan energi baru China melonjak 29,4% di bulan Januari-Februari 2024, sehingga meningkatkan permintaan nikel, yang digunakan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.

Namun, pergerakan kenaikan komoditas ini terbatas karena kelebihan pasokan di pasar, terutama dari Indonesia.

Kapan keluar dari Downtrend?

Sementara, menurut analisis Damian Nowiszewski di Investing.com, 7 Maret 2023, dengan rebound sekitar 10 persen di 2024, mematahkan tren penurunan (downtrend) yang terjadi sepanjang 2023.

Damian menyebut, faktor politik, seperti sanksi terhadap Rusia dan industri pertambangannya, berperan dalam penurunan harga selain faktor permintaan dan pasokan.

Dalam amatan Damian, tren penurunan harga nikel sejak Januari 2023 disebabkan oleh perkiraan kapasitas penyerapan industri mobil listrik (electric vehicle/EV) yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan peningkatan persediaan.

Peningkatan produksi Indonesia yang didorong oleh investasi China turut berkontribusi pada sisi pasokan. Pada saat yang sama, Australia, produsen nikel terbesar, menghadapi tantangan yang menyebabkan penutupan tambang dan prospek harga yang suram.

“Namun, meskipun harga baru-baru ini meningkat karena sanksi Barat terhadap Rusia dan berkurangnya persediaan, pasar global mungkin masih mengalami surplus pasokan,” tulis Damian, dikutip VNNMedia, Rabu (13/3).

Ke depan, katanya, tren kenaikan harga yang tepat memerlukan pemulihan ekonomi China yang signifikan dan peningkatan permintaan dari industri otomotif. “Kenaikan baru-baru ini lebih merupakan koreksi dibandingkan perubahan tren,” pungkas Damian.

One thought on “Harga Nikel Merangkak Naik, Saham NCKL hingga TINS Bullish

Leave a Reply