
Jakarta, 13 Mei 2025-VNNMedia- Libur panjang Waisak yang jatuh pada Senin (12/5) yang diikuti cuti bersama pada tanggal 13 Mei dimanfaatkan oleh sebagian warga untuk berlibur melepas kepenatan sebelum kembali kerutinitas
Namun libur panjang Waisak tahun ini yang diawali dari libur akhir pekan Sabtu-Minggu yang dilanjut ke Senin dan Selasa itu tidak mampu mendongkrak okupansi hotel-hotel di tanah air
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Dilansir dari investor.id, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengungkap bahwa masyarakat Indonesia, khususnya gen Z dan milenial, lebih memilih melancong ke luar negeri dibanding staycation dan bepergian ke tujuan wisata domestik. Fenomena inilah yang menjadi salah satu penyebab turunnya okupansi hotel di Indonesia
“Kami melihat kecenderungan generasi muda terutama Gen Z dan milenial yang sekarang lebih suka traveling ke luar negeri,” ujar Hariyadi Sukamdani Ketua Umum PHRI, Senin (12/5)
Lebih lanjut, Hariyadi mengatakan bahwa murahnya tiket penerbangan internasional ditunjang pengalaman digital yang lebihi tertata di luar negeri seperti Thailand, Jepang dan Korea Selatan membuat pelancong muda tertarik mengeksplor negara-negara tersebut
Selain itu tak bisa dipungkiri, derasnya arus informasi di media sosial tentang destinasi-destinasi wisata luar negeri yang instagramable turut andil dalam keputusan berlibur generasi muda tanah air
“Anak-anak muda sekarang punya bucket list yang kebanyakan justru bukan destinasi dalam negeri. Mereka lebih ingin eksplor tempat-tempat baru yang mereka lihat di TikTok atau Instagram, dan itu seringnya bukan di Indonesia,” tambah Hariyadi
Hariyadi mengakui bahwa pariwisata domestik kalah bersaing dengan luar negeri baik dari sisi konektivitas, harga, kualitas layanan hingga infrastruktur termasuk mahalnya transportasi dan sistem reservasi yang konvensional, kurang menarik bagi traveler muda Indonesia
Terkait hal tersebut, PHRI mendorong pemerintah dan pelaku industri pariwisata untuk melakukan transformasi digital secara masif, memperbaiki kualitas layanan dan meningkatkan promosi
“Kita harus berani berbenah. Kalau tidak wisatawan muda akan terus memilih destinasi luar negeri yang menawarkan kemudahan dan pengalaman yang lebih relevan dengan gaya hidup mereka,” tutur Hariyadi mengakhiri
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News