Gaza di Ambang Kelaparan Massal: Blokade Israel Dua Bulan Hentikan Bantuan, PBB Sebut Kejahatan Perang

Gaza, 02 Mei 2025-VNNMedia- Situasi kemanusiaan di Gaza mencapai titik nadir setelah Israel menutup semua jalur penyeberangan sejak 2 Maret, melarang masuknya bantuan vital termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan

Dua bulan sejak blokade total diberlakukan, Program Pangan Dunia PBB (WFP) dan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan kehabisan seluruh persediaan bantuan pangan mereka

Melansir BBC, peringatan keras datang dari sejumlah pihak, termasuk Tom Fletcher, kepala kemanusiaan PBB, yang menyebut tindakan memblokir bantuan dan membuat warga sipil kelaparan sebagai kejahatan perang. “Bantuan, dan nyawa warga sipil yang diselamatkannya, tidak boleh menjadi alat tawar-menawar,” tegas Fletcher, Kamis Kemarin. “Memblokir bantuan berarti membunuh.”

Imad Matar, seorang pekerja kemanusiaan di Gaza, memperingatkan bahwa beberapa lusin dapur makanan yang tersisa, yang menjadi tumpuan hidup ratusan ribu warga Gaza, akan tutup dalam beberapa hari mendatang. “Hari-hari mendatang akan menjadi masa kritis. Kami perkirakan kami punya persediaan untuk dua minggu, mungkin kurang,” ungkapnya

Blokade ini merupakan yang terlama yang pernah diberlakukan di Gaza, terjadi setelah Israel melanjutkan serangan militernya pada 16 Maret, mengakhiri gencatan senjata dua bulan dengan Hamas. Israel menyatakan langkah-langkah ini bertujuan untuk menekan Hamas agar membebaskan para sandera yang masih ditahan

Tekanan internasional semakin meningkat terhadap Israel untuk segera mencabut blokadenya, dengan kekhawatiran akan terjadinya kelaparan massal yang tak terhindarkan

PBB dan badan-badan kemanusiaan membantah tuduhan Israel bahwa Hamas mencuri bantuan, menegaskan adanya mekanisme pemantauan yang ketat. PBB menggambarkan situasi di Gaza saat ini sebagai “kemungkinan yang terburuk yang pernah ada,” diperparah oleh serangan baru dan perintah evakuasi yang telah menyebabkan sekitar 500.000 orang mengungsi sejak 18 Maret

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News