
Manila, 22 Februari 2025-VNNMedia- Kabar gembira datang dari dunia keuangan internasional. Filipina akhirnya dikeluarkan dari “daftar abu-abu” oleh Gugus Tugas Aksi Keuangan (FATF), sebuah badan global yang mengawasi upaya pencucian uang dan pendanaan terorisme. Keputusan ini diumumkan pada 21 Februari setelah melalui proses evaluasi yang ketat
Filipina sebelumnya masuk dalam daftar abu-abu FATF sejak 2021. Status ini memberikan tekanan pada negara-negara untuk meningkatkan sistem keuangan mereka agar sesuai standar internasional dalam pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme
Dewan Anti Pencucian Uang Filipina menyambut baik keputusan ini sebagai “tonggak sejarah”. Mereka percaya bahwa keluarnya Filipina dari daftar abu-abu akan memberikan banyak manfaat bagi perekonomian negara
“Keluarnya Filipina dari daftar abu-abu FATF diharapkan dapat memfasilitasi transaksi lintas batas yang lebih cepat dan berbiaya rendah, mengurangi hambatan kepatuhan, dan meningkatkan transparansi keuangan,” kata dewan tersebut dalam pernyataannya
Selain itu, keputusan ini juga akan memberikan dampak positif bagi lebih dari dua juta pekerja Filipina di luar negeri yang secara rutin mengirimkan uang ke tanah air. Proses pengiriman uang diperkirakan akan menjadi lebih mudah dan efisien
Keberhasilan Filipina keluar dari daftar abu-abu tidak lepas dari upaya pemerintah dalam memperbaiki sistem keuangan dan hukum. Langkah-langkah yang diambil antara lain adalah penandatanganan perintah eksekutif oleh Presiden Ferdinand Marcos pada tahun 2023 yang menargetkan pencucian uang dan “pendanaan antiterorisme”.
Selain itu, pemerintah juga melarang permainan lepas pantai atau yang dikenal dengan Pogos, yang dianggap sebagai kedok oleh kelompok kejahatan terorganisasi untuk melakukan berbagai tindak pidana
Meskipun demikian, kelompok-kelompok hak asasi manusia tetap memberikan catatan. Mereka menuduh pemerintah menggunakan tuduhan “tidak berdasar” terhadap kelompok masyarakat sipil untuk meningkatkan posisinya di mata FATF
Mereka khawatir bahwa keberhasilan ini justru akan membuat pemerintah semakin berani untuk melakukan tindakan yang melanggar hak asasi manusia dalam menjalankan kampanye anti pencucian uang
Terlepas dari kekhawatiran tersebut, keluarnya Filipina dari daftar abu-abu FATF tetap merupakan sebuah pencapaian yang patut diapresiasi. Ini menunjukkan komitmen Filipina dalam memerangi kejahatan keuangan dan meningkatkan transparansi sistem keuangan mereka
FAFT (Financial Action Task Force” atau “Gugus Tugas Aksi Keuangan”) sendiri merupakan organisasi internasional yang bertujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan kebijakan dan standar untuk mencegah pencucian uang, pendanaan terorisme, dan kejahatan keuangan lainnya.
Lembaga tersebut didirikan pada tahun 1989 oleh negara-negara G7 dan sekarang memiliki 39 negara anggota. FAFT bermarkas di Paris, Perancis, dan bekerja sama dengan lembaga-lembaga internasional lainnya untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi dalam melawan kejahatan keuangan
sumber: The Straits Times
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News