
Seoul, 30 April 2025-VNNMedia- Operator seluler terkemuka Korea Selatan, SK Telecom (SKT), menghadapi krisis kepercayaan yang mendalam setelah insiden peretasan baru-baru ini. Lebih dari 70 ribu pelanggannya dilaporkan beralih ke penyedia pesaing hanya dalam dua hari setelah perusahaan menawarkan penggantian kartu USIM gratis sebagai respons atas pelanggaran data tersebut
baca juga: Pasca Peretasan, Operator Seluler Korsel Gratiskan Penggantian Kartu SIM
Dilansir dari The Korea Herald, data industri menunjukkan sebanyak 35.902 pengguna SKT berpindah ke operator besar lainnya pada Selasa kemarin, melanjutkan tren sehari sebelumnya yang mencatat 34.132 pengguna yang hengkang. Sebaliknya, SKT hanya berhasil menarik 11.991 pelanggan baru dalam periode yang sama
Seorang pejabat industri memperkirakan bahwa angka eksodus sebenarnya bisa lebih tinggi jika perpindahan ke operator seluler berbiaya rendah juga dihitung. Mayoritas pelanggan yang meninggalkan SKT memilih untuk bergabung dengan KT (sekitar 60 persen), sementara sisanya beralih ke LG Uplus
CEO SK Telecom, Ryu Young-sang, mengakui keseriusan serangan siber ini dalam sidang parlemen pada hari ini, Rabu (30/4). Ia menyebutnya sebagai “insiden peretasan terburuk dalam sejarah industri telekomunikasi.”
Menanggapi pertanyaan mengenai kerentanan sistem yang sebelumnya dianggap aman, Ryu mengakui adanya pelanggaran tersebut dan memperkirakan bahwa penggantian kartu USIM untuk sekitar 25 juta pelanggan perusahaan akan memakan waktu setidaknya tiga bulan
“Saya mohon maaf sekali lagi atas insiden siber baru-baru ini. Respons awal kami kurang dalam banyak hal,” ujar Ryu. “Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memulihkan kepercayaan dan menyelesaikan situasi ini.”
Ia juga menyebutkan bahwa layanan perlindungan USIM SKT menawarkan tingkat keamanan yang sebanding, dan baik dirinya maupun Ketua Grup SK Chey Tae-won masih menggunakan layanan tersebut tanpa mengganti kartu USIM mereka
Investigasi gabungan oleh ahli pemerintah dan sektor swasta sedang berlangsung untuk menyelidiki potensi kebocoran data lebih lanjut di luar tiga server yang telah dikonfirmasi
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News