
JAKARTA, 6 Agustus 2025 — VNNMedia – Ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 5,12 persen (year-on-year/yoy) pada kuartal II-2025. Capaian ini menunjukkan laju pemulihan yang solid, dengan pertumbuhan terjadi di seluruh sektor lapangan usaha.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan bahwa pemerintah terus menciptakan ekosistem kondusif guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Menurutnya, berbagai komponen penggerak ekonomi seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, serta investasi harus mendapat dukungan yang kuat dari kebijakan fiskal dan kelembagaan.
“Pemerintah bertugas membangun ekosistem agar setiap komponen ekonomi bisa tumbuh optimal,” ujar Prasetyo dalam keterangannya di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (5/8/2025).
Salah satu langkah konkret yang diambil adalah peluncuran paket stimulus ekonomi senilai Rp24,44 triliun pada Juni 2025. Stimulus ini ditujukan untuk menjaga daya beli, mendukung dunia usaha, dan memperkuat pondasi perekonomian nasional.
Selain itu, pemerintah juga menekankan peningkatan efektivitas dan akuntabilitas pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal ini termasuk upaya menekan kebocoran anggaran serta mempercepat realisasi belanja untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Kita harus terus mendorong investasi dan memperbaiki tata kelola anggaran, sesuai arahan Presiden, agar tidak ada kebocoran di semua sektor,” imbuhnya.
Sektor Jasa Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, menjelaskan bahwa seluruh sektor lapangan usaha menunjukkan pertumbuhan positif. Sektor “jasa lainnya” mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 11,31 persen, didorong oleh peningkatan aktivitas pariwisata, hari libur nasional, dan cuti bersama.
“Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor jasa lainnya, yang meningkat karena meningkatnya kunjungan ke tempat wisata dan meningkatnya wisatawan domestik maupun mancanegara,” jelas Edy.
Sektor jasa perusahaan tumbuh 9,31 persen, transportasi dan pergudangan 8,52 persen, serta penyediaan akomodasi dan makanan-minuman tumbuh 8,04 persen.
Ekspor dan Investasi Menjadi Penggerak Pengeluaran
Dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa tumbuh signifikan sebesar 10,67 persen, menjadi penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi. Disusul oleh pengeluaran lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) sebesar 7,82 persen, serta pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi sebesar 6,99 persen.
Sementara itu, konsumsi rumah tangga juga tetap tumbuh stabil sebesar 4,97 persen. Impor barang dan jasa yang menjadi faktor pengurang dalam PDB pun tumbuh sebesar 11,65 persen, mencerminkan peningkatan aktivitas produksi dan konsumsi dalam negeri.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News