Delegasi Timor Leste Kunjungi Jatim, Jajaki Peluang Ekspor Peternakan

Surabaya, 19 Mei 2025, VNNMedia – Provinsi Jawa Timur kembali menjadi perhatian internasional dalam sektor peternakan. Kali ini, giliran Delegasi Import Risk Analysis (IRA) dari Kementerian Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan (Ministry of Agriculture, Livestock, Fisheries and Forestry – MALFF) negara Timor Leste yang datang langsung ke Surabaya dalam rangkaian kunjungan kerja pada 18 hingga 24 Mei 2025.

Kunjungan ini difokuskan untuk melakukan kajian mendalam terhadap potensi ekspor produk peternakan dari Jawa Timur. Delegasi yang dipimpin oleh Chief of Animal Quarantine Department Timor Leste, Mario Francisco Amaral, DVS, M.Si, mengunjungi lima unit usaha peternakan unggas yang menjadi andalan Jatim, yaitu PT. Japfa Comfeed Indonesia, PT. Super Unggas Jaya (SUJA), PT. Multipakan Jaya Sentosa (MPJS), PT. Tabasham Farm, dan PT. Gold Coin Indonesia (GCI).

“Kami datang untuk memperoleh informasi tentang perkembangan produk peternakan asal Jatim, mulai dari hulu hingga hilir. Kami ingin melihat bagaimana proses produksi, jaminan kesehatan hewan, dan pengolahan produk dilakukan secara menyeluruh. Ini penting karena sebagian besar produk peternakan yang masuk ke Timor Leste berasal dari Indonesia, khususnya Jawa Timur,” ujar Mario Amaral di kantor Dinas Peternakan Jatim di Surabaya, Senin (19/5/2025).

Kerja sama Indonesia–Timor Leste dalam bidang peternakan sejatinya telah terjalin erat sejak lama, termasuk dalam memastikan keberlangsungan pasokan pangan dan menjaga biosekuriti, terutama di kawasan perbatasan kedua negara. Komitmen ini semakin diperkuat dengan adanya penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Technical Arrangement antara Indonesia dan Timor Leste pada tahun 2022 di bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani, menyampaikan, Jawa Timur memiliki keunggulan signifikan dalam produksi unggas nasional. Populasi ayam petelur di Jawa Timur mencapai 131,85 juta ekor, menyumbang 32 persen terhadap populasi nasional dan menghasilkan 2,02 juta ton telur (peringkat 1 nasional). Sementara itu, populasi ayam pedaging mencapai 418,74 juta ekor dengan produksi daging sebesar 510.177 ton (peringkat 2 nasional). Selain itu, populasi ayam buras juga cukup besar yakni 20,97 juta ekor dengan produksi telur 21.300 ton.

“Jawa Timur bahkan mengalami surplus dan oversupply dalam produksi unggas. Didukung dengan infrastruktur peternakan yang lengkap dan memadai, serta letak geografis yang dekat dengan Timor Leste, ini adalah peluang besar bagi penguatan pasar ekspor peternakan,” ujar Indyah Aryani.

Dukungan dari pemerintah pusat juga terlihat dari pernyataan Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan, Kementerian Pertanian RI, Makmun. Ia menyebutkan bahwa pada tahun 2024 terjadi peningkatan nilai ekspor komoditas peternakan Indonesia ke Timor Leste sebesar 7,88 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Ini membuktikan bahwa produk peternakan kita tidak hanya lolos dari sisi teknis dan kesehatan hewan, tetapi juga memenuhi selera dan keinginan pelaku usaha di Timor Leste. Jawa Timur menjadi ujung tombak dalam pencapaian ini,” terang Makmun.

Kunjungan Delegasi IRA Timor Leste ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat kolaborasi antarnegara dalam sektor peternakan, sekaligus membuka peluang ekspor baru dari Jatim ke pasar Asia Tenggara. Diharapkan, kerja sama ini terus berkembang tidak hanya dalam aspek perdagangan, namun juga dalam peningkatan kapasitas teknis dan pengawasan mutu produk peternakan.

Telusuri berita lain di Google News VNNMedia