
Jakarta, 2 JULI 2024 – VNNMedia – Kampanye “Eyes on Rafah” viral di media sosial pada kisaran Mei 2024. Hal ini kemudian diikuti dengan gerakan boikot terhadap produk-produk yang disinyalir terafiliasi Israel.
Pada 19 Mei – 15 Juni 2024 Compas.co.id melakukan riset di platform Shopee dan Tokopedia. Compass.co.id merupakan E-Commerce Market Insight untuk merk-merk FMCG.
Pada periode ini Compas.co.id menemukan total jumlah produk terjual (sales quantity) dari 206 brand yang disinyalir terafiliasi Israel turun 3 persen dibanding 2 minggu sebelumnya. Dari 6.884.802 jumlah produk terjual ke 6.673.745 produk.
Dilihat lebih detail, penurunan lebih terasa dari tanggal 1 – 7 Juni 2024, di mana sektor FMCG di E-commerce turun 7 persen dari 2.407.460 ke 2.223.273 produk.
“Penurunan jumlah produk terjual ini sejatinya memang dikarenakan brand-brand yang terdampak dari aksi boikot pasca viralnya “Eyes on Rafah,” kata Co-founder & CEO Compas.co.id., Hanindia Narendrata.
Berdasarkan data dashboard Compas.co.id, pada periode 2 – 15 Juni 2024 dari 37 kategori produk ibu dan bayi yang masuk list boikot, 92 persen di antaranya mengalami penurunan penjualan. Sementara pada brand kesehatan dari 29 brand yang masuk ke list, 74 persen di antaranya turun dibandingkan dengan 2 minggu sebelumnya.
Begitu pula pada kategori makanan dan minuman, di mana 74 persen dari 75 brand yang diboikot jumlah produk terjualnya turun. Sementara 85 brand di kategori perawatan dan kecantikan, 62 persen di antaranya turun.
Berdasarkan riset yang dilakukan, Narendrata menjelaskan bahwa Compas.co.id mendapatkan temuan menarik.
Konsumen yang mengikuti aksi boikot cenderung mengganti produk dengan brand lain yang tidak terafiliasi Israel. Termasuk lebih memilih brand lokal sebagai substitusi produk.
Sementara di kategori perawatan dan kecantikan, beberapa manufaktur sebagai brand global yang terdampak boikot mengalami penurunan jumlah produk terjual. Masing-masing manufaktur A, manufaktur B dan manufaktur C masing-masing turun 5,5 persen, 3,6 persen dan 1,5 persen.
Di saat yang sama Wings Group sebagai salah satu perusahaan nasional mengalami peningkatan jumlah produk terjual hingga 21,8 persen.
Diikuti oleh manufaktur lainnya. Contohnya Paragon Technology and Innovation yang meningkat 5,7 persen, Kinocare Era Kosmetindo 5,0 persen, dan Tempo Scan 3,1 persen.
Pada kategori perawatan kecantikan masih ditemukan brand global yang mengalami kenaikkan pada periode campaign ini. Yaitu KAO sebanyak 6,5 persen.
Sedangkan dua manufaktur yang brandnya masuk ke dalam list boikot namun masih bertumbuh masing-masing 4,2 persen dan 2 persen.
Hal serupa juga terjadi di kategori makanan dan minuman di mana brand A, B, C, D & E sebagai manufaktur brand global mengalami penurunan jumlah produk terjual masing-masing sebanyak 14,9 persen, 13,36 persen (untuk B & C), 7,8 persen, dan 5,3 persen.
Sementara beberapa manufaktur nasional mengalami pertumbuhan yang signifikan. Sebut saja Mayora yang mengalami peningkatan jumlah produk terjual sebanyak 9 persen.
Disusul oleh Wings Group 4,7 persen, Gunung Slamet Slawi 1,7 persen (GSS), dan Frisian Flag 0,7 persen.
Sedikit perbedaan terjadi di kategori kesehatan. Di mana manufaktur yang disinyalir terafiliasi dengan Israel turun hingga 15,4 persen.
Namun tetap terdapat global brand seperti Bayer yang dapat tumbuh dengan pesat di periode ini. Jumlah produk terjualnya naik 25,9 persen.
“Meskipun meningkat cukup tinggi, brand nasional masih menjadi jawara yang mengalami peningkatan paling Tinggi,” jelasnya.
Wings Group tetap menjadi brand yang mengalami peningkatan paling signifikan di kategori ini, di mana jumlah produk terjualnya meningkat 28,9 persen. Kemudian disusul oleh Tempo Scan Group yang naik 0,9 persen.
Perubahan dari brand global ke brand lokal di kategori ibu dan bayi yang paling terlihat jika dibandingkan dengan kategori FMCG lainnya. Di mana pada kategori ini manufaktur global mengalami penurunan jumlah produk terjual hingga mencapai angka 18,3 persen.
Di sisi lain, manufaktur nasional seperti Wings Group Jumlah Produk Terjualnya meroket 38,5 persen. Diikuti oleh Tempo Scan Group 12,6 persen dan Inovasi Teknologi Untung Berkah mengalami peningkatan sebanyak 11,1 persen.
Jika dilihat berdasarkan data manufaktur, kategori ibu dan bayi menjadi yang paling terdampak jika dibandingkan kategori lain di FMCG.
“Melihat pantauan terkini melalui sosial media, diperkirakan gerakan boikot masih akan berlanjut. Kami berharap publikasi ini dapat menjadi actionable insight yang dapat membantu membangun strategi bisnis dan mengambil keputusan terbaik berdasarkan pada data,” tutup Narendrata.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News