SIDOARJO, 20 JULI 2025 – VNNMedia – Perum Bulog Jawa Timur menepis tudingan soal dugaan pengoplosan beras yang mencuat di tengah masyarakat. Kenaikan harga beras yang belakangan terjadi memicu berbagai spekulasi, termasuk soal kualitas dan keaslian beras yang beredar di pasaran.
Menanggapi hal ini, Wakil Pimpinan Bulog Jatim, Cory Trisilawaty, menegaskan bahwa seluruh beras yang disalurkan Bulog telah melewati proses dan pengawasan resmi. Ia memastikan tidak ada praktik pencampuran atau pengoplosan di dalam sistem distribusi perusahaan.
“Di Bulog tidak ada istilah beras oplosan. Semua produk kami, baik yang premium maupun SPHP, memiliki izin edar resmi dan telah dikemas dalam bentuk ritel,” ujar Cory saat menghadiri peresmian Koperasi Desa Merah Putih di Balai Desa Jabon, Sidoarjo, Sabtu (19/7/2025).
Ia menjelaskan, beras yang disalurkan Bulog dikemas langsung dari gudang resmi dalam kemasan 5 kilogram. Prosedur ini, menurutnya, membuat ruang gerak untuk praktik oplosan nyaris tidak mungkin terjadi.
Selain itu, merek-merek beras seperti Punokawan dan Setra Ramos yang dipasarkan Bulog telah mengantongi izin edar dan sertifikasi Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT). “Setiap merek memiliki komposisi dan izin edar tersendiri. Sistem kami tidak memungkinkan adanya pencampuran beras di luar ketentuan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa distribusi beras Bulog kini tidak lagi melalui distributor besar. Penyaluran dilakukan langsung ke pengecer, koperasi desa, dan toko-toko binaan pemerintah kabupaten/kota. Termasuk untuk program Gerakan Pangan Murah, seluruh distribusi hanya dilakukan berdasarkan permintaan resmi dari pemerintah daerah.
“Aturan dari Kepala Bapanas jelas. Bulog hanya menyalurkan ke pengecer. Setiap jalurnya diawasi ketat,” tegasnya.
Cory pun menegaskan komitmen Bulog Jatim untuk terus menjaga akuntabilitas dan transparansi dalam penyaluran komoditas pangan strategis. “Insya Allah, tidak ada masalah dalam proses distribusi kami,” tutupnya.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News
