Biaya Meningkat, Wisatawan Cenderung Menghabiskan Lebih Banyak Waktu di Hotel

JAKARTA, 13 MARET 2025 – VNNMedia – Hotel kini bukan lagi sekadar tempat untuk beristirahat dan menyegarkan diri bagi para wisatawan. Tren terbaru menunjukkan bahwa wisatawan menginginkan pengalaman menginap yang lebih bermakna, mengutamakan nilai budaya lokal serta keberlanjutan lingkungan dalam perjalanan mereka.

Fenomena ini tercermin dalam survei global SiteMinder’s Changing Traveller Report 2025 yang melibatkan lebih dari 12.000 responden. Hasil survei ini memberikan wawasan bagi hotel dan penyedia akomodasi lainnya dalam mempertahankan serta mengembangkan bisnis mereka.

Dengan meningkatnya biaya hidup, banyak wisatawan kini lebih memilih untuk menghabiskan waktu lebih lama di hotel daripada bepergian ke berbagai tempat.

“Lebih dari separuh wisatawan dalam survei SiteMinder memperkirakan akan menghabiskan sebagian besar waktu mereka di hotel pada tahun 2025. Meningkat 1,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini bahkan lebih tinggi di kalangan wisatawan Indonesia, mencapai hampir 80 persen,” ujar Rio Ricaro, Country Manager SiteMinder Indonesia.

Keputusan untuk menetap lebih lama di hotel ini terlihat lebih dominan di kalangan wisatawan internasional. 29 persen dari mereka berencana menghabiskan sebagian besar waktu di hotel, dibandingkan 11 persen dari wisatawan domestik.

Tren ini juga didominasi oleh generasi muda. Wisatawan Gen Z (18-27 tahun) dan Milenial (28-43 tahun) cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di hotel dibandingkan Gen X (44-59 tahun), Baby Boomers (60-78 tahun), dan Silent Generation (79-96 tahun).

Kuliner, Relaksasi, dan Pengalaman Budaya

Dengan lebih banyak waktu yang dihabiskan di hotel, wisatawan mencari pengalaman yang beragam. Layanan spa menjadi pilihan utama dengan 37% wisatawan menginginkan fasilitas ini. Selain itu, pengalaman kuliner dan mencicipi anggur (35%), pertunjukan musik langsung (35%), serta kelas yoga atau meditasi (18%) juga menjadi daya tarik utama.

Wisatawan juga tertarik dengan aktivitas budaya seperti kelas memasak tradisional (22%), tarian dan sesi mendongeng (16%), berkebun atau memetik buah (16%), kelas bahasa (14%), serta kursus spesifik (13%).

Menariknya, preferensi wisatawan berbeda berdasarkan asal negara mereka. Wisatawan Indonesia sangat mengutamakan pertunjukan musik live (51%). Sementara wisatawan Thailand lebih tertarik dengan kuliner dan wine tasting (61%). Di sisi lain, wisatawan India lebih fokus pada program peningkatan kualitas tidur (33%).

Keseimbangan Antara Anggaran dan Kenyamanan

Di tengah tantangan ekonomi global, wisatawan tetap mempertimbangkan faktor keterjangkauan dan kenyamanan dalam memilih akomodasi.

Survei menunjukkan bahwa hotel dan resor besar memiliki daya tarik yang sama dengan hostel dan motel hemat (18%). Generasi muda cenderung mencari opsi penginapan yang lebih terjangkau, sementara wisatawan berusia lebih tua cenderung memiliki anggaran lebih besar untuk akomodasi.

Menariknya, Gen Z (58%) dan Milenial (57%) berencana mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk perjalanan mereka dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan Gen X (35%) dan Baby Boomers (28%) lebih cenderung mempertahankan atau mengurangi pengeluaran perjalanan mereka.

Selain itu, preferensi akomodasi juga dipengaruhi oleh perbedaan ekonomi dan budaya antarnegara. Wisatawan Indonesia (22%) lebih memilih hotel hemat, sementara wisatawan Tiongkok (35%) dan Singapura (32%) lebih tertarik pada hotel berkonsep atau mewah.

Kesadaran Lingkungan Semakin Tinggi

Kepedulian terhadap keberlanjutan juga semakin mempengaruhi keputusan wisatawan dalam memilih penginapan. Tujuh dari sepuluh wisatawan global bersedia membayar lebih untuk akomodasi ramah lingkungan, dengan angka yang jauh lebih tinggi di Indonesia, mencapai 95% – tertinggi di antara negara lain.

Rio menambahkan, terlepas dari keterbatasan anggaran, wisatawan tetap bersedia mengeluarkan uang untuk hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai mereka. Termasuk membayar lebih untuk akomodasi yang ramah lingkungan.

Kenyamanan dan Kenangan Berharga

Fitur utama yang dianggap penting oleh wisatawan meliputi kualitas tempat tidur dan bantal (56%) dan pemandangan dari kamar (53%). Kemudian pengatur suhu (35%), sistem TV dan audio (35%), bathtub (30%), serta tekanan air pancuran (29%).

Namun, aspek yang lebih berkesan adalah pengalaman unik dan keterikatan emosional dengan tempat menginap. Sekitar 37% wisatawan menyatakan bahwa pengalaman berkesan, seperti kuliner, spa, atau acara khusus, dapat mendorong mereka kembali ke suatu hotel. Angka ini bahkan lebih tinggi di Indonesia, mencapai 49%.

Selain itu, 20% wisatawan menilai hubungan erat antara hotel dengan budaya atau komunitas lokal sebagai faktor penting dalam pengalaman menginap mereka.

“Wisatawan di tahun 2025 menginginkan hotel untuk memberikan kenyamanan dasar dengan sempurna, tetapi juga menawarkan sesuatu yang lebih. Ekspektasi mereka semakin berkembang, dan hotel harus bisa beradaptasi dengan perubahan ini,” pungkasnya.

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News