BI: Likuiditas Perekonomian Tetap Tumbuh, Didukung Pertumbuhan Kredit

Seorang teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Rp100.000 dan Rp50.000 di Plasa Mandiri, Jakarta, Senin (8/7/2019). Rupiah pada Senin (8/7/2019) pagi bergerak melemah 66 poin atau 0,47 persen menjadi Rp14.149 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.083 per dolar AS, seiring kemungkinan tidak diturunkannya suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

Jakarta, 23 September 2024, VNNMedia – Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2024 tetap menunjukkan pertumbuhan. Posisi M2 pada bulan tersebut tercatat sebesar Rp8.973,7 triliun, mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,3% (year-on-year/yoy).

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, Senin (23/9/2024) menjelaskan, angka pertumbuhan ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang mencapai 7,6%. Perkembangan M2 pada Agustus 2024 dipengaruhi oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,0% (yoy) dan uang kuasi sebesar 5,6% (yoy).

Pertumbuhan M2 pada Agustus 2024 terutama didorong oleh perkembangan penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 10,9% (yoy). Pertumbuhan penyaluran kredit ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang mencapai 11,7%.

Penyaluran kredit pada Agustus 2024 didukung oleh pertumbuhan kredit di berbagai sektor, termasuk kredit untuk konsumsi, kredit untuk perumahan, dan kredit untuk modal kerja. Namun, pertumbuhan kredit sektor industri mengalami sedikit perlambatan. Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih mengalami kontraksi sebesar 1,1% (yoy) pada Agustus 2024. Kontraksi ini memperpanjang tren kontraksi yang sudah terjadi sejak bulan sebelumnya.

bahwa perkembangan likuiditas perekonomian pada Agustus 2024 masih dalam kondisi yang kondusif. Pertumbuhan M2 yang positif mengindikasikan ketersediaan uang dalam perekonomian masih memadai untuk mendukung aktivitas ekonomi. “Pertumbuhan penyaluran kredit memberikan gambaran bahwa dunia usaha masih optimis terhadap prospek ekonomi Indonesia,” kata Erwin dalam keterangan persnya.

“Namun, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan likuiditas perekonomian dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas makroekonomi. BI juga terus mendorong digitalisasi sistem pembayaran dan memperkuat kolaborasi dengan otoritas terkait untuk menjaga kelancaran transaksi keuangan serta memperluas akses layanan keuangan kepada masyarakat,” pungkasnya. 

Telusuri berita lain di Google News VNNMedia