Berdasarkan Data, Wisatawan Indonesia Paling Eco-Conscious Secara Global

JAKARTA, 19 NOVEMBER 2024 – VNNMedia — SiteMinder, platform distribusi dan pendapatan hotel terkemuka di dunia, telah merilis SiteMinder’s Changing Traveller Report 2025. Ini merupakan survei terbesar di dunia mengenai akomodasi.

Survei tersebut mengungkapkan bahwa wisatawan Indonesia adalah yang paling bersedia membayar lebih untuk menginap di hotel yang ramah lingkungan. 95 persen wisatawan Indonesia bersedia membayar lebih untuk akomodasi ramah lingkungan tahun depan. Jumlah tersebut meningkat menjadi 97 persen di kalangan Gen Z dan Milenial – di atas rata-rata Asia sebesar 85 persen, rata-rata Eropa sebesar 60 persen, dan rata-rata Amerika Utara sebesar 55 persen.

Laporan ini didasarkan pada survei yang melibatkan lebih dari 12.000 responden di 14 pasar pariwisata utama, termasuk Indonesia. Serta menunjukkan bagaimana para pelancong ini membentuk munculnya ‘sang Ekawisatawan’ atau The Everything Traveller – sebuah tren baru yang memadukan tren dan perilaku tradisional seiring dengan pergeseran dinamika perjalanan.

Data SiteMinder mengungkapkan bahwa 36 persen wisatawan Indonesia bersedia membayar hingga 10 persen lebih mahal untuk akomodasi ramah lingkungan pada tahun 2025. 35 persen di antaranya bersedia membayar hingga 25 persen lebih mahal.

Komitmen ini semakin tercermin dalam niat wisatawan Indonesia yang lebih luas. Dengan hampir semua (96%) berencana untuk mempertahankan atau meningkatkan anggaran akomodasi mereka tahun depan, termasuk 75 persen dari Gen Z dan 66 persen dari Milenial, yang memperkirakan akan menghabiskan lebih banyak biaya saat berwisata.

Lebih lanjut, data SiteMinder menunjukkan bahwa 79 persen wisatawan Indonesia berencana untuk pergi ke luar negeri pada tahun 2025. Meningkat menjadi 88 persen di antara generasi Milenial.

Indonesia berada di urutan keempat setelah mereka yang berasal dari Singapura (93%), Tiongkok (85%), dan Thailand (83%). Secara domestik, tujuan utama mereka adalah Jawa (72%), Kalimantan (24%), Sumatra (22%), Sulawesi (19%), dan Kepulauan Sunda Kecil (17%).

Sementara secara internasional, mereka memilih Jepang (33%), Singapura (20%), Korea Selatan (19%), Australia (16%), dan Malaysia (15%).

Lima puluh sembilan persen berniat untuk melakukan perjalanan dengan keluarga dekat atau keluarga besar, meningkat menjadi 64 persen di antara generasi Baby Boomers. Data ini memposisikan wisatawan Indonesia sebagai wisatawan yang paling family-centric di antara semua negara yang telah disurvei oleh SiteMinder.

Sejumlah temuan tambahan terkait wisatawan Indonesia meliputi:
Pada tahun 2025, wisatawan Indonesia akan menjadi yang paling banyak melakukan riset (25%) dan memesan (62%) penginapan melalui agen perjalanan online (OTA). Jumlah tersebut melampaui Tiongkok (56%), yang memimpin pemesanan melalui OTA di tahun sebelumnya.

Peningkatan paling tajam dalam penggunaan OTA terlihat di antara populasi Gen X Indonesia (usia 44-59 tahun), dengan 53 persen berencana untuk memesan penginapan melalui OTA, meningkat dari 41 persen.

98 persen terbuka terhadap penggunaan AI untuk merencanakan, memesan, dan meningkatkan pengalaman menginap di hotel, hanya berada di urutan kedua setelah wisatawan Thailand (98%). Temuan ini menyoroti perbedaan yang mencolok dalam keterbukaan AI di antara negara-negara di Asia dan negara-negara seperti Kanada dan Australia (masing-masing 62%), serta Jerman, Prancis, dan Inggris (masing-masing 63%).

Hanya 1 dari 3 wisatawan Indonesia yang akan memilih Kamar Standar (berkualitas dasar) tahun depan, jauh di bawah rata-rata global yang mencapai 46 persen. Di dalam kamar mereka, 24 persen mengidentifikasi mini bar sebagai salah satu fitur kamar yang paling penting, melampaui semua wisatawan yang disurvei. Mereka juga menunjukkan preferensi terkuat untuk aksesibilitas colokan listrik.

Saat berlibur, wisatawan dari Indonesia merupakan wisatawan kedua yang paling cenderung bekerja, dengan 66 persen berencana untuk bekerja. Meningkat 13 persen dari tahun ke tahun, peningkatan terbesar di seluruh dunia. Hanya wisatawan Thailand (68%) yang lebih cenderung bekerja dari jarak jauh, jauh melampaui rata-rata global (41%) serta rata-rata Amerika Utara (34%) dan Eropa (31%).

Seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang berencana untuk bekerja selama perjalanan mereka berikutnya, 78 persen berniat untuk menghabiskan “sebagian besar” (44%) atau “cukup banyak” (34%) waktu mereka di hotel. Jauh di atas rata-rata global sebesar 51 persen dan berada di urutan kedua setelah wisatawan dari India (80%).

Terakhir, berbagai acara juga akan menjadi motivasi utama untuk melakukan wisata pada tahun 2025 bagi wisatawan Indonesia. 93 persen lebih cenderung melakukan perjalanan untuk sebuah acara dibandingkan dengan 12 bulan yang lalu, dengan konser dan festival musik (46%), reuni dan perayaan keluarga (41%), dan acara olahraga (32%) sebagai alasan utama untuk melakukan perjalanan.

Country Manager untuk Indonesia di SiteMinder Rio Ricaro menuturkan, bagi para pelaku bisnis perhotelan, menangani preferensi yang terus berkembang ini membutuhkan lebih dari sekadar beradaptasi dengan tren.

Salah satu sorotan utama adalah bahwa wisatawan Indonesia semakin memilih akomodasi yang ramah lingkungan dan merencanakan anggaran yang lebih besar. Hal ini mencerminkan pergeseran ke arah perjalanan yang lebih bijaksana dan eksploratif.

“Insight berbasis data, seperti yang disediakan oleh riset ini, menjadi semakin penting bagi para pelaku bisnis perhotelan seiring dengan perubahan kebiasaan wisatawan dari waktu ke waktu. Dengan demikian, mereka dapat mengantisipasi kebutuhan para tamu sekaligus menawarkan pengalaman menginap yang senantiasa mereka cari,” pungkasnya.

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News