
Jenewa, 16 April 2025-VNNMedia- Pada Rabu (16/4), negara-negara anggota organisasi kesehatan dunia (WHO) akhirnya mencapai kesepakatan terkait isi perjanjian pandemi yang telah selama tiga tahun hanya berjalan di meja perundingan tanpa ada keputusan
“Malam ini menandai tonggak penting dalam perjalanan bersama kita menuju dunia yang lebih aman,” kaata Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
Sejak pandemi covid-19 merebak lima tahun lalu yang menewaskan jutaan penduduk dunia dan menghancurkan perekonomian global, keberadaan perjanjian pandemi menurut lembaga tersebut sangat diperlukan
Perjanjian setebal 32 halaman itu berisi antara lain Sistem Akses Patogen dan Pembagian Manfaat (PABS) yang ditujukan untuk memungkinkan pembagian data patogen secara tepat dengan perusahaan farmasi, sehingga mereka dapat segera mulai bekerja menciptakan vaksin
Salah satu yang menjadi masalah pelik dan alot saat perundingan adalah pembahasan terkait transfer teknologi untuk produk kesehatan pandemi ke negara-negara berkembang. Dimana selama pandemi covid-19 lalu, negara-negara miskin menuduh negara kaya menimbun vaksin dan tes
Muncul gagasan bahwa transfer teknologi produk kesehatan bersifat wajib, yang ditentang sejumlah industri farmasi raksasa dengan argumen transfer harusnya bersifat sukarela. Pada hari ini akhirnya diputuskan bahwa transfer teknologi harus mendapat persetujuan bersama
“Dengan penyusunan perjanjian bersejarah ini, negara-negara di dunia telah menunjukkan komitmen bersama mereka untuk mencegah dan melindungi semua orang, dimanapun, dari ancaman pandemi di masa mendatang,” tutur ketua negosiator Ana Claire Amprou
Perjanjian pandemi akan dipresentasikan dan ditandatangani pada sidang tahunan WHO bulan Mei mendatang
Tantangan WHO kedepan semakin berat setelah Donald Trump memutuskan menarik Amerika Serikat (AS) keluar dari lembaga tersebut. Diketahui AS merupakan penyumbang dana terbesar bagi WHO
Dengan keluarnya AS maka WHO berpotensi kehilangan miliaran dollar. Selain itu tarif Trump untuk produk farmasi juga menjadi permasalahan tersendiri bagi organisasi itu
sumber: CNA
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News