
Singapura, 31 Mei 2025-VNNMedia- Para menteri pertahanan dari lima negara (Singapura, Australia, Inggris, Selandia Baru dan Malaysia) yang tergabung dalam FPDA (Five Power Defence Arrangements) menegaskan kembali komitmennya terhadap perjanjian pertahanan yang telah berlangsung lebih dari setengah abad itu
Penegasan tersebut diumumkan di Singapura, saat Menteri Pertahanan negara tersebut, Chan Chun Sing, mengadakan jamuan makan pagi kepada menteri pertahanan empat negara anggota lainnya pada hari ini, Sabtu (31/5) di sela-sela Dialog Shangri-la ke-22, melansir dari Channel News Asia
Pada jamuan sarapan itu, kelima menteri pertahanan negara anggota meenegaskan kembali komitmen mereka terhadap FPDA dan menjaga agar organisasi tersebut berikut latihannya tetap relevan dalam mengatasi tantangan keamanan kontemporer, seperti diungkap Kementerian Pertahanan Singapura (MINDEF)
Selain penguatan komitmen, anggota FPDA juga memuji kemajuan pakta tersebut dalam menerapkan pedoman dari pertemuan Menteri Pertahanan FPDA (FDMM) ke-12 tahun lalu, khususnya dalam meningkatkan kompleksitas latihan
Lebih lanjut, anggota FPDA menegaskan relevansi strategis yang berkelanjutan sebagai pengaturan pertahanan yang konstruktif, transparan, dan damai yang memainkan peran penting dalam arsitektur keamanan regional
FPDA secara resmi dibentuk pada tahun 1971. Kelahirannya tidak terlepas dari peristiwa historis penting, yakni keputusan Inggris untuk menarik seluruh pasukannya dari kawasan timur Terusan Suez, termasuk Malaysia dan Singapura, yang dijadwalkan rampung pada tahun tersebut
Penarikan “British Withdrawal East of Suez” ini menciptakan kekosongan keamanan yang signifikan. Baik Malaysia, yang baru saja melewati Konfrontasi dengan Indonesia dan masih menghadapi ancaman komunis, maupun Singapura, sebagai negara kota yang baru merdeka dan rentan, merasa sangat membutuhkan jaminan pertahanan
Selain itu, kekhawatiran akan meluasnya pengaruh Uni Soviet di masa Perang Dingin juga turut menjadi katalisator. FPDA hadir sebagai kerangka kerja untuk mengisi kekosongan tersebut, memastikan konsultasi segera dan kerja sama di antara anggotanya jika terjadi ancaman bersenjata terhadap Malaysia atau Singapura
Perjanjian ini menghimpun lima negara (Singapura, Australia, Inggris, Selandia Baru dan Malaysia) yang memiliki ikatan sejarah kuat, terutama sebagai anggota Persemakmuran (Commonwealth)
Meskipun FPDA bukan aliansi pertahanan murni dengan klausul wajib intervensi militer, perannya dalam memfasilitasi latihan militer bersama dan mempererat hubungan pertahanan antarnegara anggotanya tetap vital
Selama lebih dari 50 tahun, FPDA telah menjadi pilar penting yang berkontribusi pada keamanan dan stabilitas regional di Asia Tenggara
Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News