
Jakarta, Kamis 25 Desember 2025-VNNMedia- Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK 2025 menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan Syariah di Indonesia sudah mencapai 43,42%. Namun, tingkat inklusi keuangan syariah bertahan di angka 13,41%.
Menurut analisa ekonom CSED Indef Handi Risza, dari data SNLIK itu menunjukkan masih terdapat 30,01% orang yang memahami keuangan syariah namun belum memanfaatkannya secara nyata. Ini menjadi bahan evaluasi dan kuncinya terletak pada peningkatan inklusi keuangan syariah.
“Perlu terobosan dan inovasi yang masif untuk mendekatkan informasi dan akses terhadap ekonomi dan keuangan Syariah kepada masyarakat hingga ke daerah-daerah,” kata Handi melalui catatannya yg dipublish jelang akhir tahun 2025.
Pada bagian lain Handi mengatakan, proses transformasi ekonomi dan keuangan Syariah terus bergulir dan berjalan dengan baik. Kehadiran BSI sebagai Bank BUMN dan bagian dari Himbara, memiliki sovereign backing yang kuat, menjadikannya naik kelas menjadi pemain global
Kelahiran Bank Syariah Nasional (BSN) juga berpotensi untuk memperbesar multiplier effect pembiayaan perumahan sebagai pengungkit utama pertumbuhan ekonomi.
Perkembangan ekonomi dan keuangan Syariah, kata Handi, semakin lengkap dengan tumbuh dan berkembangnya Lembaga Keuangan Sosial Syariah (LKSI) yang bersumber dari Zakat, Infak, Sedekah, dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya (ZIS-DSKL)
Kajian PEBS FE UI 2025 menunjukkan bahwa kemampuan zakat dalam menjangkau kelompok pada kategori kemiskinan ekstrem menegaskan perannya sebagai instrumen social safety net yang efektif bagi masyarakat paling rentan
Selain itu, lanjutnya, munculnya instrument wakaf seperti Cash Waqaf Link Sukuk (CWLS dan Cash Waqaf Link Deposito (CWLD) sebagai instrument penting keungan syariah. Hal ini menunjukkan inovasi produk wakaf terus bergulir untuk membantu kehidupan sosial ekonomi masyarakat. (*)
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News