
SURABAYA, 25 DESEMBER 2025 – VNNMedia – Keluhan nyeri pinggang yang muncul berulang kerap membuat penderitanya cemas dan langsung mengaitkannya dengan risiko operasi. Padahal, tidak semua kasus nyeri pinggang atau saraf kejepit berujung pada tindakan pembedahan.
Dokter Bedah Saraf RS Kemenkes Surabaya, dr. Asadullah, Sp.BS, menegaskan bahwa Herniasi Nukleus Pulposus (HNP) atau saraf kejepit dalam banyak kasus justru dapat ditangani tanpa operasi.
“Masih banyak pasien yang datang dengan ketakutan berlebihan karena mengira saraf kejepit pasti harus dioperasi. Padahal, sebagian besar kasus tidak memerlukan tindakan bedah,” ujar Asadullah.
Ia menjelaskan, perubahan pada struktur tulang belakang merupakan proses alami seiring bertambahnya usia. Pada usia di atas 65 tahun, hampir seluruh individu mengalami penurunan kualitas bantalan tulang belakang, meskipun tidak semuanya menimbulkan keluhan berat.
“Sebagian hanya merasakan pegal atau nyeri ringan yang datang dan pergi. Tidak semua berujung pada gangguan berjalan atau kelumpuhan,” jelasnya.
Menurut Asadullah, penanganan HNP bersifat individual dan tidak dapat disamaratakan. Setiap pasien memiliki kondisi fisik, tingkat keparahan, serta respons terapi yang berbeda. Karena itu, pendekatan medis dilakukan secara bertahap dengan mengutamakan terapi konservatif.
Penanganan awal umumnya meliputi fisioterapi untuk memperkuat otot punggung, disertai obat pereda nyeri dan antiinflamasi. Dalam kondisi tertentu, terapi injeksi, pijat medis, hingga akupunktur juga dapat dipertimbangkan untuk membantu meredakan keluhan.
“Operasi bukan tujuan utama. Tindakan bedah baru dipilih jika nyeri tidak membaik atau muncul kondisi serius seperti gangguan buang air besar dan kecil, atau kelemahan berat pada tungkai,” tegasnya.
Jika operasi memang diperlukan, RS Kemenkes Surabaya menerapkan teknik bedah minimal invasif yang lebih aman, dengan sayatan kecil dan waktu pemulihan yang relatif singkat.
Sementara itu, dokter spesialis radiologi RS Kemenkes Surabaya, dr. Alan Anderson, M.Sc., Sp.Rad, menekankan pentingnya pemeriksaan penunjang yang tepat dalam menentukan terapi. Menurutnya, tidak semua pasien harus menjalani MRI.
“Dalam banyak kasus, pemeriksaan X-ray atau CT scan sudah cukup untuk membantu dokter menentukan diagnosis dan arah pengobatan,” jelasnya.
Melalui edukasi ini, para dokter berharap masyarakat tidak lagi terjebak pada stigma bahwa saraf kejepit selalu berakhir di ruang operasi. Penanganan yang tepat dan dilakukan sejak dini justru membuka peluang besar bagi pasien untuk pulih dan kembali beraktivitas normal tanpa pembedahan.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News