
SURABAYA, 24 DESEMBER 2025 – VNNmedia – Surabaya menutup tahun 2025 dengan kinerja ekonomi yang solid dan kompetitif di tingkat nasional.
Di bawah kepemimpinan Wali Kota Eri Cahyadi, Kota Pahlawan mampu mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,76 persen, melampaui rata-rata Jawa Timur maupun nasional, di tengah tekanan ekonomi global.
Capaian tersebut ditopang transformasi ekonomi kerakyatan yang terintegrasi, mengombinasikan inovasi digital, penguatan UMKM, dan semangat gotong royong. Salah satu motor penggeraknya adalah Surabaya Great Expo (SGE) 2025 yang mengusung konsep integrasi produk lokal dengan layanan publik.
Pameran tahunan tersebut membukukan transaksi lebih dari Rp6 miliar. Wali Kota Eri Cahyadi menegaskan, peran pemerintah adalah mempermudah pelaku usaha mengembangkan bisnisnya.
“SGE bukan sekadar pameran, tetapi ruang penguatan ekonomi daerah. Warga bisa belanja produk UMKM sekaligus mengurus perizinan dan konsultasi investasi dalam satu lokasi,” ujarnya, Selasa (23/12/2025).
Transformasi digital kian diperkuat melalui peluncuran aplikasi Si-Boyo pada Desember 2025. Platform ini dirancang untuk mendukung digitalisasi Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) sekaligus menjadi etalase daring UMKM Surabaya. Sistem distribusinya melibatkan warga setempat sebagai kurir, sehingga perputaran ekonomi tetap berada di lingkungan lokal.
“Ini wujud ekonomi kerakyatan berbasis gotong royong dan implementasi Ekonomi Pancasila. Digital, tetapi tetap berpihak pada UMKM, warga kecil, dan ibu rumah tangga,” tegas Eri.
Saat ini, aplikasi Si-Boyo tengah diintegrasikan di 153 kelurahan se-Kota Surabaya.
Sepanjang 2025, Pemkot Surabaya juga mendorong peran perempuan melalui program Gebyar Wirausaha Perempuan “Perempuan Berdaya Surabaya Sejahtera”. Dukungan diberikan mulai dari pendampingan bisnis, klinik usaha, hingga sertifikasi halal gratis. Hasilnya, lebih dari 10 ribu wirausaha baru lahir, mayoritas berasal dari sektor ekonomi rumah tangga.
Untuk menjaga daya beli masyarakat, Pemkot Surabaya menggelar Surabaya Shopping Festival (SSF) dan Surabaya Holiday Super Sale (SHSS) dengan melibatkan pusat perbelanjaan dan ribuan tenant. Di sisi lain, stabilitas harga tetap dijaga melalui koordinasi intensif bersama TPID, Satgas Pangan, dan berbagai tim percepatan ekonomi serta digitalisasi daerah.
Data akhir tahun menunjukkan, angka kemiskinan Surabaya turun menjadi 3,56 persen, kemiskinan ekstrem nol jiwa, serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencapai 85,6—tertinggi di Jawa Timur. Kontribusi BUMD juga signifikan dengan setoran dividen sebesar Rp204,6 miliar ke kas daerah.
Menghadapi 2026, Eri Cahyadi optimistis pertumbuhan ekonomi Surabaya dapat menembus di atas 6 persen, seiring potensi ekonomi bruto kota yang diperkirakan mencapai Rp700 triliun.
“Kualitas SDM tetap menjadi kunci. Sebagai kota jasa dan gerbang Indonesia Timur, Surabaya memiliki peluang besar untuk tumbuh lebih optimal,” pungkasnya.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News