Kampung Haji Indonesia di Makkah, Ditargetkan Tampung 23 Ribu Jemaah

JAKARTA, 18 DESEMBER 2025 – VNNmedia – Presiden Prabowo Subianto terus mematangkan rencana pembangunan Kampung Haji Indonesia di Makkah. Progres terbaru proyek strategis ini dilaporkan Menteri Investasi/Kepala BKPM sekaligus Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan Roeslani, usai pertemuan dengan Presiden di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/12/2025).

Rosan menegaskan, pembangunan Kampung Haji merupakan inisiatif langsung Presiden Prabowo yang mengamanatkan pembelian serta pengembangan fasilitas pemondokan khusus bagi jemaah haji dan umrah Indonesia di Arab Saudi.

“Saya baru saja melaporkan ke Bapak Presiden, karena atas perintah beliau, inisiatif beliau, yang selama ini mengamanatkan kepada saya untuk melakukan pembelian dan juga pembangunan Kampung Haji di Makkah,” ujar Rosan kepada awak media.

Sebagai langkah awal, pemerintah telah menandatangani conditional sales and purchase agreement atau perjanjian jual beli bersyarat. Dalam tahap ini, Indonesia telah membeli satu hotel di kawasan Thakher, Makkah, yang terdiri atas tiga menara dengan total 1.461 kamar.

Hotel tersebut mampu menampung sekitar 4.383 jemaah haji Indonesia. Selain itu, pemerintah juga telah mengamankan lahan seluas total lima hektare yang berada tepat di depan hotel tersebut untuk pengembangan kawasan Kampung Haji Indonesia.

Di atas lahan tersebut direncanakan pembangunan 13 menara tambahan dan satu pusat perbelanjaan. Jika seluruh rencana terealisasi, total kapasitas akan meningkat menjadi 6.025 kamar dan mampu melayani lebih dari 23 ribu jemaah haji Indonesia.

Lokasi Kampung Haji ini dinilai sangat strategis karena hanya berjarak sekitar 2,5 kilometer dari Masjidil Haram. Akses menuju Masjidil Haram juga akan semakin mudah dengan keberadaan Jembatan Al-Hujun yang saat ini tengah dibangun dan ditargetkan rampung pada 2026.

“Jaraknya hanya 2,5 kilometer dari Masjidil Haram. Dan sekarang sedang dibangun jembatan yang akan menghubungkan langsung ke Masjidil Haram,” kata Rosan.

Menurutnya, jarak tersebut jauh lebih dekat dibandingkan dengan pemondokan jemaah haji Indonesia selama ini, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan kekhusyukan ibadah.

Selain pengembangan di kawasan Thakher, pemerintah Indonesia juga tengah mengikuti proses bidding lahan di kawasan Western Hindawiyyah, yang jaraknya juga sekitar 2,5 kilometer dari Masjidil Haram. Dari sekitar 90 bidang lahan yang ditawarkan, Indonesia saat ini masuk dalam dua besar kandidat.

“Yang proses bidding itu di Western Hindawiyyah. Jaraknya hampir sama, sekitar 2,5 kilometer dari Masjidil Haram,” jelas Rosan.

Ia menambahkan, mekanisme bidding di Arab Saudi tidak semata-mata ditentukan oleh harga, melainkan penilaian terhadap rencana pembangunan, desain, serta kepatuhan pada regulasi setempat. Hasil proses tersebut diperkirakan akan diumumkan pada akhir Desember atau Januari mendatang.

Seluruh perkembangan ini, lanjut Rosan, telah dilaporkan kepada Presiden Prabowo. Jika Indonesia berhasil memperoleh lahan tambahan tersebut, pemerintah optimistis seluruh jemaah haji Indonesia dapat terlayani dengan fasilitas yang lebih layak, nyaman, dan dekat dengan pusat ibadah.

“Kalau kita mendapatkan lahan itu, insyaallah seluruh jemaah haji kita bisa terlayani dengan tempat yang sangat baik, sangat layak, dan jauh lebih dekat dibandingkan kondisi sekarang,” ujarnya.

Rosan juga menegaskan bahwa pengembangan Kampung Haji Indonesia dirancang berada di dua lokasi berbeda guna mengatur arus jemaah, lalu lintas, dan logistik secara lebih efektif.

Lahan yang telah dibeli akan berstatus hak milik mulai Januari mendatang, seiring berlakunya regulasi baru Arab Saudi yang mengizinkan institusi asing memiliki properti.

“Ini adalah hak milik. Tanah di Makkah dan Madinah kini bisa dimiliki institusi asing sesuai undang-undang baru,” kata Rosan.

Ia menyebut, lahan tersebut menjadi yang pertama di Makkah yang dimiliki institusi di luar Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi pun menilai Indonesia sebagai mitra yang serius dan berkomitmen penuh untuk terlibat dalam pembangunan, tidak hanya di Makkah, tetapi juga ke depan di Madinah.

“Inilah yang membuat mereka melihat Indonesia sebagai mitra yang sangat serius dan berkomitmen penuh untuk menjadi bagian dari pembangunan,” pungkas Rosan.

Foto : BPMI Setpres

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News