
SURABAYA, 9 DESEMBER 2025 – VNNMedia – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya mencatat peningkatan signifikan penanganan evakuasi sepanjang Januari–November 2025. Total 2.306 insiden berhasil ditangani petugas, mulai dari evakuasi hewan hingga penyelamatan warga.
Dari keseluruhan laporan tersebut, evakuasi hewan menjadi kasus terbanyak dengan 1.424 penanganan. Disusul evakuasi manusia 358 kasus, kendaraan 137 kasus, objek alam 231 kasus, objek lain 163 kasus, serta tiga evakuasi bangunan.
Kepala DPKP Surabaya, Laksita Rini Sevriani, mengatakan tingginya volume laporan menegaskan peran DPKP sebagai garda terdepan yang cepat dan humanis dalam merespons kedaruratan di Kota Pahlawan.
“Kenaikan laporan paling tinggi terjadi pada November 2025, terutama dipicu tingginya curah hujan,” ujarnya, Selasa (9/12/2025).
Ia menjelaskan, hujan lebat mendorong dua jenis insiden utama: banjir dan meningkatnya kemunculan hewan liar. Saat banjir melanda, petugas Damkar langsung melakukan penyedotan air.
Di sisi lain, naiknya volume air memicu hewan seperti ular dan biawak keluar dari habitatnya dan masuk ke permukiman warga.
“Air yang naik memaksa hewan mencari tempat aman. Itu sebabnya permintaan evakuasi hewan sangat tinggi, dan petugas langsung bergerak,” jelas Laksita.
Tak hanya menangani bencana, DPKP Surabaya dikenal sebagai instansi yang memberikan layanan multi-respons. Berbagai laporan masuk melalui call center 112, termasuk kasus unik seperti cincin yang tersangkut di jari warga dan harus dipotong menggunakan peralatan Damkar sebelum penanganan medis.
Bahkan, layanan humanis juga dilakukan dalam permintaan non-darurat, mulai dari membantu calon ibu yang ingin anaknya lahir di markas Damkar, hingga memotong rambut warga berkebutuhan khusus yang hanya merasa nyaman ditangani petugas DPKP.
“Kadang ada permintaan di luar kewenangan kami, seperti memperbaiki motor. Namun prinsip kami tetap sama: membantu masyarakat sebisa mungkin,” tambahnya.
Untuk menjaga kualitas layanan, DPKP Surabaya menerapkan standar waktu tanggap (response time) 6,5 menit, sama dengan standar penanganan kebakaran. Respons cepat ini didukung pengiriman tim terdekat menggunakan kendaraan ringan, termasuk armada roda dua.
Menurut Laksita, keberadaan call center 112 sangat membantu mempercepat proses pelaporan meski beberapa insiden bukan merupakan tugas utama Damkar. “Akses yang mudah membuat laporan lebih cepat masuk, sehingga kami bisa langsung merespons,” katanya.
Memasuki 2026, DPKP berencana memperkuat kesiapsiagaan personel melalui pelatihan rutin dan survei wilayah untuk memastikan seluruh petugas memahami SOP dan kondisi lapangan. Selain itu, partisipasi masyarakat juga akan ditingkatkan melalui pelatihan evakuasi skala kecil di tingkat lingkungan.
“Pelatihan ini kami siapkan agar warga bisa menangani insiden ringan sendiri, semisal evakuasi ular kecil, sehingga risiko bisa ditekan dan petugas dapat fokus pada kasus berisiko tinggi,” tutupnya.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News