Jakarta, Maret 2024 – VNNMedia – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi peluncuran buku “Atlas of Sustainable Design in Yogyakarta” yang merupakan karya 42 mahasiswa University of Technology Sydney (UTS) Australia, jurusan Desain, Fakultas Design, Architecture and Building saat melakukan edutrip ke Yogyakarta tahun lalu yang didukung Kemenparekraf, Disperindag, dan Pemerintah Kota Yogyakarta.
“Ini buku yang sangat tepat sekali waktunya dan sangat diperlukan karena kita bicara mengenai pariwisata dan ekonomi kreatif hijau,” kata Menparekraf Sandiaga saat menerima buku “Atlas Sustainable Design in Yogyakarta”, Senin (18/3/2024) di sela kegiatan “The Weekly Brief With Sandi Uno.
Menparekraf Sandiaga berharap buku ini bisa memperkaya referensi juga menjadi bagian dalam merancang kegiatan edutrip lainnya yang akan mendorong promosi dan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
“Terima kasih kepada Taman Wisata Candi Borobudur, juga Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Yogyakarta, serta Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta yang sudah berkolaborasi,” kata Sandiaga.
Baca juga berita : Menparekraf Perkirakan Fenomena Revenge Travel Menurun pada 2024
Ketua Tim Pemasaran Pariwisata Pasar Australia dan Oceania Kemenparekraf/Baparekraf, Laura Hudayati, mengatakan dukungan terhadap kegiatan edutrip dari UTS Australia merupakan upaya dari Kemenparekraf/Baparekraf dalam mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia melalui keterlibatan stakeholder pendidikan yang ada di originasi.
“Kebetulan UTS ada program rutin melakukan kegiatan perjalanan wisata ke luar negeri selama 14 hari bernama Program Global Work Studio yang tujuannya untuk mengaplikasikan kreativitas desain mahasiswa dalam konsep lintas budaya,” kata Laura.
Sementara Sustainability Program Coordinator – University of Technology Sydney Australia, Kestity A Pringgoharjono, mengatakan pemilihan Yogyakarta sebagai tujuan kegiatan berdasarkan “place-based approach” karena kota Yogyakarta dinilai memiliki kelengkapan berbagai hal yang dapat menunjang studi mahasiswa mulai dari sejarah, sosial, budaya, desain, arsitektur, serta kreativitas.
“Mahasiswa kami bagi ke dalam 14 kelompok dan masing-masing kelompok melakukan analisis terhadap satu pelaku UMKM dari sisi sustainability,” kata Kestity.
Baca juga berita : Kemenparekraf akan meluncurkan platform MICE.id dengan berkolaborasi bersama PHRI dan GoVirtual
Ia mengatakan, para mahasiswa mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Karena selain mengaplikasikan pembelajaran yang mereka dapat di kampus, para peserta juga berkesempatan berkunjung ke berbagai destinasi mulai dari Candi Borobudur, Candi Prambanan, kawasan Malioboro, menikmati kuliner khas Yogyakarta dan lainnya.
“Kami juga melakukan penanaman 200 pohon berkolaborasi dengan Komunitas Tanam Lestari dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Yogyakarta sebagai persembahan kami untuk offset karbon emisi kami,” ujar Kestity.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut secara daring, Plh. Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Erwita Dianti. Beliau menyampaikan bahwa program kolaborasi seperti ini sangat baik dan perlu dijadikan contoh untuk unit kerja lain dan berharap bahwa program ini berkelanjutan tidak hanya di Destinasi Yogyakarta tetapi juga destinasi-destinasi lain di Indonesia.
Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News