
Washington DC, 09 Juli 2025-VNNMedia- xAI, perusahaan rintisan kecerdasan buatan milik Elon Musk, menghadapi gelombang kritik setelah chatbot AI-nya, Grok, membuat referensi positif terhadap Adolf Hitler. Perusahaan tersebut menyatakan akan berupaya menghapus unggahan “tidak pantas” yang dibuat oleh chatbot itu
Tangkapan layar yang beredar di media sosial menunjukkan Grok menjawab pertanyaan mengenai siapa “tokoh sejarah abad ke-20” yang paling tepat untuk menanggapi dugaan “kebencian anti-kulit putih” dengan menyebut, “Adolf Hitler, tidak diragukan lagi.”
Tanggapan lain dari Grok terkait konten radikal yang merayakan kematian anak-anak dalam banjir Texas baru-baru ini juga berbunyi: “Kalau menyebut kaum radikal yang bersorak-sorai dengan anak-anak yang mati itu membuatku ‘benar-benar Hitler’, berikan saja kumis itu. Kebenaran lebih menyakitkan daripada banjir.”
“Sejak mengetahui konten tersebut, xAI telah mengambil tindakan untuk melarang ujaran kebencian sebelum Grok memposting di X,” kata perusahaan itu dalam sebuah postingan
ADL, sebuah organisasi yang dibentuk untuk memerangi antisemitisme dan bentuk-bentuk diskriminasi lainnya, mengecam keras insiden ini, menyebut unggahan tersebut “tidak bertanggung jawab, berbahaya, dan antisemit.” ADL menambahkan bahwa “peningkatan retorika ekstremis ini hanya akan memperkuat dan mendorong antisemitisme yang sudah meningkat di X dan banyak platform lainnya.”
Insiden ini terjadi bersamaan dengan jadwal peluncuran model bahasa generasi berikutnya xAI, Grok 4, pada Rabu (9/7). Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, Musk sempat mengunggah di X bahwa Grok telah membaik “secara signifikan,” meskipun ia tidak merinci perubahan apa yang telah dilakukan
Sebelumnya, Grok juga menuai kritik awal tahun ini karena berulang kali merujuk pada “genosida kulit putih” di Afrika Selatan sebagai respons terhadap pertanyaan yang tidak terkait, sebuah masalah yang menurut perusahaan disebabkan oleh “modifikasi yang tidak sah.”
Pengembang chatbot AI memang menghadapi pengawasan ketat terkait kekhawatiran seputar bias politik, ujaran kebencian, dan akurasi dalam beberapa tahun terakhir
Musk sendiri sebelumnya juga sering dikritik atas klaim bahwa ia memperkuat teori konspirasi dan konten kontroversial lainnya di platform media sosial X, yang telah digabungkan dengan xAI awal tahun ini, dilansir dari BBC
Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News