Washington, 17 Desember 2024-VNNMedia- CEO TikTok, Shou Zi Chew, bertemu dengan Presiden terpilih Donald Trump di Mar-a-Lago, Florida, pada hari Senin (16/12) dalam upaya mencegah pemblokiran aplikasi tersebut di Amerika Serikat (AS). Pertemuan ini terjadi beberapa minggu sebelum batas waktu larangan TikTok pada 19 Januari, yang disebabkan oleh kekhawatiran tentang isu keamanan nasional
Undang-undang yang disahkan awal tahun ini mengharuskan TikTok dijual oleh perusahaan induknya, ByteDance, untuk menghindari pemblokiran. Namun, TikTok telah mengajukan permohonan darurat ke Mahkamah Agung AS untuk menunda larangan tersebut
Pertemuan ini merupakan langkah terakhir TikTok untuk menghindari pemblokiran, setelah sebelumnya CEO Apple Tim Cook, pendiri Amazon Jeff Bezos, CEO Google Sundar Pichai, dan CEO Meta Mark Zuckerberg juga bertemu dengan Trump di Mar-a-Lago. Hasil pertemuan ini belum diketahui, namun diharapkan dapat membawa perubahan pada keputusan pemblokiran TikTok di AS
Sementara dalam konferensi persnya hari ini, Trump mengatakan akan memperhatikan TikTok dan mengatakan jika platform tersebut mempunyai tempat yang khusus di hatinya, karena menurut Trump kemenangan dalam pilpres bulan lalu salah satunya adalah generasi muda yang mendukungnya, yang merupakan pengguna terbesar platform asal China itu
Diketahui, Trump pada Juni lalu telah membuat akun TikTok dan mendapat jutaan follower selama masa kampanye
Larangan terhadap TikTok di AS muncul akibat kekhawatiran atas keamanan data pengguna dan potensi penyalahgunaan platform oleh pemerintah China. Diketahui TikTok dimiliki oleh perusahaan induk ByteDance yang berbasis di China, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa pemerintah China akan memaksa perusahaan teknologi itu untuk menyerahkan data pengguna atau melakukan tindakan lain yang membahayakan keamanan nasional AS
Tensi geopolitik kedua negara disinyalir memperkuat kekhawatiran tersebut dan menjadikan TikTok salah satu medan pertempuran dalam persaingan AS dan China
TikTok sendiri secara konsisten menyangkal tuduhan itu dengan menegaskan bahwa mereka beroperasi secara independen dari pemerintah China dan tidak tunduk pada hukum negara itu yang mengharuskan perusahaan menyerahkan data kepada pemerintah
Platform tersebut juga berulang kali menyatakan jika data pengguna AS disimpan di server yang berada di Amerika Serikat dan Singapura, bukan China. Mereka bahkan mengizinkan auditor independen untuk memeriksa sistem keamanan datanya
Selain itu, TikTok juga menyatakan komitmennya terhadap privasi pengguna dan telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi data pengguna seperti enkripsi data yang kuat
sumber: BBC
Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News