24 Orang Dikabarkan Tewas Termasuk 1 WNI Dalam Kerusuhan Bangladesh

Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI Kemenlu RI via VOA Indonesia

Jakarta, 07 Agustus 2024-VNNMedia- Kebakaran Hotel Zabeer International di Jashore, Bangladesh, akibat kerusuhan yang menewaskan setidaknya 24 orang termasuk 1 WNI, 150 orang luka-luka, pada Senin (5/8)

Melansir dari VOA Indonesia, Hotel Zabeer International dibakar oleh para pengunjuk rasa yang menuntut mundur perdane menteri Sheikh Hasina yang telah berkuasa selama 15 tahun. Hasina sendiri diketahui telah melarikan diri ke India pada Senin sore setelah rumahnya didatangi ribuan pengunjuk rasa

Menurut Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia, Judha Nugraha, dalam terangan persnya mengatakan bahwa diantara 24 korban tewas pada kebakaran hotel Zabeer salah satunya teridentifikasi sebagai WNI berinisial DU, yang tiba di Bangladeh untuk urusan bisnis pada 1 Agustus lalu

Menurut Judha, kementerian luar negeri telah mengabarkan hal tersebut kepada keluarga korban serta menyampaikan duka cita. Kementerian luar negeri akan memfasilitasi repatrasi jenazah, bekerja sama dengan perusahaan dimana DU bekerja

“KBRI Dhaka memperoleh informasi dari otoritas setempat mengenai adanya seorang WNI dengan inisial DU, usia 50 tahun yang menjadi korban meninggal akibat kerusuhan yang ada di Dhaka,” ungkapnya

KBRI Dhaka telah meningkatkan status kedaruratan dari Siaga III menjadi Siaga II. Dan meminta WNI yang ada di sana untuk meingkatkan kewaspadaan, mengurangi aktivitas di luar rumah, serta menghindari kerumunan massa dan lokasi-lokasi demonstrasi

Kerusuhan di Bangladesh berawal dari aksi protes ribuan mahasiswa Universitas Dhaka -universitas terbesar di Bangladesh- pada bulan lalu, yang menuntut diakhirinya sistem kuota yang mencadangkan 30 persen pekerjaan di sektor pemerintah untuk keluarga veteran yang bertempur dalam perang kemerdekaan melawan Pakistan pada 1971

Mahkamah Agung sendiri telah mengurangi sistem kuota menjadi hanya 5 persen (3 persen untuk keluarga veteran) setelah kerusuhan memuncak. Namun ternyata hal itu tidak mampu meredakan gelombang unjuk rasa. Bahkan aksi demo menjadi meluas dengan tuntutan pertanggungajawaban atas aksi pemerintah yang dirasa berlebihan dalam menangani pendemo

Karena dirasa tuntutan tidak dipenuhi pemerintah, para demonstran mengajak semua warga untuk tidak membayar pajak, tagihan listrik serta tidak masuk kerja pada hari Minggu- yang merupakan hari kerja bagi Bangladesh-

Kantor dan fasilitas umum tetap buka namun warga menemui kesulitan untuk melakukan perjalanan karena tidak berfunggsinya layanan transportasi

Puncak kerusuhan terjadi pada Minggu (4/8), dimana para demonstran yang penuh kemarahan memblokir jalan raya utama di Dhaka, menyerang rumah warga dan merusak fasilitas umum seperti kantor kesejahteraan masyarakat di daerah, dimana ratusan aktivis partai berkuasa menjabat

Diberitakan sedikitnya 11 ribu pendemo telah ditangkap dalam beberapa minggu terakhir. Pemerintah Hasina sendiri menyalahkan Partai Nasionalis Bangladesh dan partai Jamaat-e-islami yang telah dilarang, serta sayap mahasiswa yang dianggap menyulut kekerasan, dimana perusahaan milik negara juga dibakar dan dirusak

Panglima Angkatan Darat Bangladesh, Jendral Waker uz-Zaman mengatakan akan membentuk pemerintahan sementara setelah pengunduran diri Hasina

Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News